Senin, 03 Oktober 2016

hari minggu yang panjang

Saya terbangun di pagi hari minggu yang cerah dengan kondisi yang sangat malas gerak. Dinginnya AC di kamar membuat saya enggan membuka mata dan bergerak untuk beraktifitas. Akhirnya, pukul 07.30 saya benar-benar sudah terbangun, mulai beraktifitas dan bermain dengan keponakan saya. Menengok handphone yang tergeletak di kamar sebelah, beberapa whats app dari teman sekantor berdatangan yang mengatakan kalau mereka sudah di Makassar. Rencana untuk menonton konser Urban GiGs yang mendatangkan Payung Teduh terealisasi. Teman-teman (terutama Dadan) begitu bersemangat untuk menonton band indie favorit yang kata orang lagunya meneduhkan.

Pukul 13.30 setelah menyerahkan motor kepada Ba’ba, saya akhirnya bertemu dengan Mas Farid dan Dadan (teman sekantor) di tempat janjian kami, McD Alauddin. Saya menengok jam tangan sebentar, janjian dengan teman seangkatan pln yang lama tak bertemu sudah lewat jauh. Beruntung, meski begitu teman-teman saya tetap mau bertemu dan saling memecah rindu. Saya akhirnya meminta mas Farid untuk menurunkan saya duluan di MP, untuk menepati janji saya bertemu dengan dua teman seangkatan. Alhamdulillah, mas Farid dan Dadan pengertian dan membolehkan saya untuk duluan sedangkan mereka berangkat menjemput teman lainnya yang juga akan ikut menonton Payung Teduh dan ikut rombongan menonton film Deep Water Horizon bersama yang lainnya. Setelah sempat berputar mall, akhirnya saya bertemu dengan kak Ayu dan kak Muhe, teman seangkatan PLN yang sudah lama tak bertemu. Terakhir kali bertemu bertiga (juga dengan yang lainnya), dua tahun yang lalu, sehari sebelum penempatan kami. Bingung mau nongkrong dimana, kami akhirnya memilih untuk duduk dan menikmati sajian minum dan makanan di Excelso. Excelso menjadi pilihan dengan sejumlah pertimbangan-pertimbangan promo yang bisa didapatkan dengan menggunakan kartu debit mandiri. Pertimbangan dari Kak Muhe yang sumpah bikin ngakak kami bertiga. Kelucuan kak Muhe ternyata tidak pernah berubah. Selalu saja tidak bisa diduga. Setelah duduk sebentar, kamipun memesan makanan dan minuman. Disini, lagi-lagi kak Muhe membuat kami tertawa. Karena promo yang ditawarkan harus minimal transaksi 250.000 rupiah, maka kak Muhe mengambil inisiatif untuk memesan cemilan yang lengkap dengan pertimbangan harga bisa mencapai minimal transaksi yang disyaratkan. Lalu, Ia kembali memesan minuman. Pilihannya jatuh ke Kopi Luwak dengan harga 110.000 rupiah. Satu hal yang membuat kami tertawa karena setelah memesan kopi tersebut, kak Muhe tidak berhenti mengatakan kalau kopi ini adalah kopi mahal pertama yang Ia pesan. Mencoba minumannya, Ia tak henti-hentinya mengatakan kalau kopinya special dan memang kopi luwaknya  berbeda dengan kopi lainnya yang dijual dipasaran, “enak karena mahal” katanya.  Kami mengobrolkan banyak hal, mulai dari kerjaan, kuliahku, cinta, dan topik paling hot adalah MENIKAH. Diantara kami memang belum ada seorangpun yang menikah, maka mengejek satu sama lain dengan menyuruh menikah adalah candaan wajib. Diakhir perjumpaan kami yang hanya tiga jam, kak Muhe kembali membuat kami tertawa lepas dengan tingkahnya. Ia yang berniat ingin membayar makanan dan minuman kami, mengambil tempat yang salah untuk mengantri. Ia malah mengantri di kasir The Coffee Bean, dan baru menyadarinya setelah kasir Coffee Bean menunjukkannya dimana letak kasir Excelso. *gubraak*. Pertemuan yang sebentar kami dengan dominasi sejumlah kekocakan sang calon MB Keuangan.
Bersama Kak Muhe dan Kak Ayu
Setelah bersama kak Muhe dan Kak Ayu,  saya akhirnya bergabung di J.Co dengan teman sekantor yang telah selesai menonton film Deep Water Horizon. Kembali nongkrong membahas apapun soal kerjaan, cewek, sampai kekonyolan-kekonyolan masing-masing. Pukul 19.00 kami akhirnya bergeser dari Mall Panakkukang untuk segera merapat di Benteng Rotterdam, tempat dilaksanakannya konser Urban GiGs. Sempat berpikir kalau kami sudah terlambat, ternyata kedatangan kami masih bisa ditolerir karena Payung Teduh sama sekali belum tampil. Payung Teduh di plot untuk mengisi part akhir dari acara tersebut. Registrasi sebentar, kamipun perlahan merengsek masuk ke titik terdekat panggung. Beruntung Dedy dan Firman mendapatkan spot duduk untuk kami, yang masih bisa dibilang dekat dengan panggung. Tempat kami meski tidak pas di tengah, tapi kami masih mampu melihat rambut pendek Om Is dan juga tampannya sang bassist arab Payung Teduh. Duduk sejam, Payung Teduh belum juga tampil. Beberapa band lokal turut andil memeriahkan acara ini. Band-band indie lokal cukup menghibur, tapi tetap saja yang paling ditunggu semua orang adalah penampilan om Is dkk. Pukul 20.30, yang ditunggu akhirnya naik panggung. Tepuk tangan membahana seketika. Membuka penampilannya dengan lagu Menuju Senja, om Is sukses membuat semua orang tenggelam dengan syair-syairnya. Riuh ramai suara penonton turut mengalun bersama suara om Is. Meski saya hanya Fans karbitan Payung Teduh, tapi lantunan syair payung teduh memang mampu meneduhkan siapa saja yang mendengarnya. Penampilan om Is yang kece badai ditutup dengan lagu Angin Pujaan Hujan yang sumpah bikin baperan abis. Saya yang baru pertama kalinya menonton konser (gratisan pula) cukup menikmati sensasi keteduhan itu. Hanya asap rokok dari para smookers yang mengganggu hikmatnya alunan musik Payung Teduh. Satu hal yang saya sesali adalah kenapa saya harus menonton konser Payung Teduh tanpa kekasih. Lagu Berdua Saja dan Untuk Perempuan yang sedang Di Pelukan sukses membuat saya kangen berat dengannya yang sedang berada jauh di Utara Sulawesi. Jadinya baperan abis deh. Huhuhuhu
Di tengah konser UrbanGiGs #generationG

Hari minggu saya yang panjang dan berkesan ditutup sudah dengan senyuman penuh kesyukuran. Satu lagi keinginan tercapai di 2016 ini. –menonton konser terbuka adalah salah satu impian saya sejak dulu, yang baru bisa terwujud karena lelaki yang bersamaku sekarang tidak sebawel yang dulu-dulu.hahaha”
  
Minggu, 02 Oktober 2016

Bersama sahabat 

Selasa, 27 September 2016

Menuju marathon 5K : Step by Step (Part.1)

Jam di pergelangan tangan kiri saya sudah menunjukkan pukul 16.17 WITA. Sudah lewat 17 menit dari waktu jam kerja normal. Saya bergegas mematikan komputer dan segera menuju ke toilet untuk berganti pakaian olahraga. Target untuk bisa ikut marathon 5K masih jelas tertulis di kepalaku. Hanya saja untuk hari ini, saya tidak terlalu memasang target terlalu tinggi. Hanya berharap latihan kali ini saya sudah mampu mengatur ritme nafas dan bisa bertahan minimal 1,5K berlari tanpa henti. Mengingat latihan terakhir saya hanya mampu bertahan 0,9K berlari dan 1,1K berjalan dengan kondisi yang sudah kehabisan nafas (atau ngos-ngosan). 

Pukul 16.30 WITA, saya memulai berlari di atas treadmill. Memulai kecepatan dengan 3km/jam. Berjalan sebentar, saya kemudian menaikkan kecepatan ke angka 6. Nafas dan kaki saya mulai menemukan ritmenya. Alhasil, menaikkan kecepatan ke angka 6,5 mampu saya pertahankan. Awalnya saya berpikir hanya mampu bertahan sejauh 1K. Sayangnya, dugaan saya keliru. Di luar ekspektasi, tubuh saya berhasil bertahan di kecepatan 6,5 sejauh 1,8K. Tidak berhenti sampai disitu sungguh di luar dugaan, saya masih mampu bertahan di kecepatan 5,5 sejauh 0,7K. Sehingga total saya mampu berlari sejauh 2,5K. Target yang bahkan saya sendiripun tidak percaya. Sungguh di luar dugaan, saya sudah mampu bertahan berlari tanpa terengah-engah karena kehabisan nafas. 
Terhenti di 2,53K. (Senin, 26 Sept 2016)
Melihat hasil hari ini, tingkat percaya diri saya untuk mencapai 2,5K selama sebulan meningkat. Semoga saja tingkat ketahanan fisik saya bisa terjaga seperti hari ini sehingga bisa mengikuti event marathon 5K di akhir bulan Desember.

#freerunner #roadto5K #marathon5K


Kamis, 25 Agustus 2016

Orang lain bisa apa?

“ya gimana lagi, aku terpaksa memilih untuk sementara waktu dirumah dulu karena anakku masih kecil, walaupun sebenarnya aku pengen banget melanjutkan studiku ke luar negeri”
“iya, aku sudah resmi pisah dari suamiku, mau gimana lagi, dia nggak pernah bisa berubah”
“biaya sekolah anakku mahal banget, terpaksa aku lembur terus, soalnya kasian kalau anakku harus sekolah di sekolah negeri biasa, takut nggak nyambung kalau main sama temen-temennya dikomplek yang sekolah di international school”
***
Sering kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit, yang kadang semakin sulit karena ada tuntutan dari orang sekitar. Dari keluarga, teman, tetangga, suami, anak dan bahkan diri sendiri.
Seorang ibu yang memilih untuk melanjutkan studi, dipandang nyinyir sebagai ibu yang terlalu berambisi, yang tak sayang dengan buah hati, dan terlalu egois memikirkan diri sendiri, 
Tapi jika dia memilih untuk bahagia dengan pilihannya, orang lain bisa apa?

Seorang sarjana yang lulus dari universitas ternama, yang berprestasi dengan nilai sempurna. Tapi ia memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga, mengupayakan segala yang terbaik untuk buah hatinya.
Dan dia memilih untuk bahagia dengan statusnya, lalu orang lain bisa apa?

Wanita karir yang selalu bangun pagi, menyiapkan sarapan dan MPASI sebelum berangakat mencari rizki, berjibaku dengan jalanan macet dan pekerjaan yang menguras emosi, dan mengupayakan pulang membawa cinta dalam beberapa botol ASI. 
Tapi lagi lagi, dia bahagia dengan perjuangannya, lalu orang lain bisa apa?

Seorang perempuan yang berstatus janda, rela mengubur kebahagiaannya karena berjuang demi anak-anaknya, dari brutalnya suami pelaku kekerasan rumahtangga.
Lalu.. dia dipandang sinis sebagai pengancam keharmonisan keluarga tetangga.
Dan diapun, memilih bahagia dalam sabarnya, lalu orang lain bisa apa?

Karena bahagia itu kita yang punya, apapun pilihan yang kita ambil, kita berhak untuk bahagia.
Dan saat kita memilih untuk bahagia, orang lain bisa apa? 
Kita akan tetap melangkah dengan pilihan hidup kita, 
Dan mereka akan tetap disana bersama penyakit hatinya.

Hari ini dan seterusnya, jangan pernah meninggalkan koper kebahagiaan kita, kemanapun langkah kaki menentukan pilihannya :)
~ Fitrina Kamalia ~ 

*tulisan diatas diambil dari Akun Tumblr milik chuyakasim*. :)


Senin, 22 Agustus 2016

Tujuhbelasan yang belum selesai

Semarak tujuh belas agustus jelas terasa di komunitas SIGi Makassar –komunitas yang kugeluti. Terhitung sejak dua minggu yang lalu, E-flyer SIGi tersebar di seluruh media sosial, mengajak para penggiat komunitas juga para manusia-manusia yang kebanyakan mager di hari minggu untuk ikut bergabung menyemarakkan gebyar tujuh belas Agustus SIGi Makassar di tempat belajar mengajar Carakdek (salah satu program SIGi Makassar) di Jalan Adhyaksa lr.3.
Saya sudah menyiapkan waktu sejak seminggu yang lalu. Ujian akhir semester di kampus sudah selesai. Panggilan untuk kembali berkomunitas di SIGi mulai mencuat, meski dengan konsekuensi akan menjadi asing. Mengingat sudah menjelang 2 tahun saya meninggalkan SIGi (well, lebih tepatnya mungkin karena saya tidak banyak di Makassar lagi karena sudah mulai bekerja).

Pagi tadi, saya terbangun pukul 05.30 WITA, karena sedang absen solat maka saya kembali melanjutkan tidur hingga pukul 06.45 WITA. Di kepala sudah terbayang bagaimana ramainya gebyar tujuh belas Agustus SIGi. Berpegang janji pada diri sendiri dan keinginan bertemu dengan salah satu kakak keren (Kak Kiki, ketua geng keren SIGi Makassar), sayapun bergegas. Pukul 08.30 WITA saya pamit dari rumah dan berangkat ke tekape. Sejam perjalanan dan sempat nyasar sedikit, saya sudah sampai di lokasi lomba yang sudah ramai oleh adik-adik asuh SIGi, kakak-kakak SIGi juga Ibu-ibu dari adik asuh yang turut serta menghebohkan acara. Sepetak tanah lapang di plot menjadi tempat sejumlah lomba dilaksanakan. Matahari yang sedang ramah-ramahnya menyengat kulit juga debu yang beterbangan seketika saja mampu menbuat orang disitu (termasuk saya) menjadi cukmala’ (bahasa Makassar untuk kata dekil). Bayaran yang cukup murah untuk sejumlah euphoria tujuh belasan.

Setelah melalui proses registrasi dan proses pembagian kelompok, acarapun dimulai. Diawali dengan lomba makan kerupuk (yang berlangsung heboh karena adanya seorang anak yang memilih menghabiskan kerupuknya dengan cara yang tidak disepakati panitia), berlanjut ke lomba joget balon (yang sukses bikin kakak SIGi-nya bingung karena tidak memiliki stok lagu anak dengan beat yang pas), lomba tarik tambang (yang berhasil bikin adik-adiknya harus jungkir balik bertahan), lomba memasukkan pensil dalam botol dan lomba terakhir yang paling seru adalah mengambil koin dari buah jeruk yang dilumuri kecap. Beberapa lomba ini sudah sangat sering saya temui, tapu menjadi saksi dan ikut terlibat langsung menjadi tim hore –yang rempong- sudah sejak lama tidak pernah lagi saya lakukan.

Diakhir acara, saat semua adik-adik pemenang lomba telah menerima hadiah, giliran kakak-kakak SIGInya yang memperebutkan hadiah. Iming-iming kaos gratis membuat ramai suasana. Pun tidak ketinggalan saya sendiri. Lomba yang disepakati oleh para sponsorpun agak nyeleneh. Meminum air mineral gelas dari bawah. Dengan semangat 17, saya melibatkan diri ikut dalam lomba meminum air mineral gelas dari bawah, juga lomba memakan kerupuk. Melalui banyak sekali “kegilaan” akhirnya saya berhasil mendapatkan sebuah gantungan kunci dan sebuah buku catatan dari @ardhesaurus dan @bikinbikin_ . Tujuh belas agustus tahun ini sungguh berbeda buat saya. Semaraknya begitu terasa. Gebyar tujuh belas agustusan SIGi Makassar sukses membawa saya kembali merasakan indahnya tujuh belas agustusan masa kecil dulu.

Semarak agustusan tidak hanya berakhir disitu. Minggu depan, 28 Agustus 2016 nanti akan diadakan Project Berbagi 13. Mengangkat tema Kesehatan Gigi, di PB (project berbagi) 13 nantinya kita (saya juga kamu yang sedang baca tulisan ini) akan berbagi keceriaan dengan adik-adik panti asuhan Attin. Bekerja sama dengan Rotaract Club Phinisi Makassar, SIGi akan melakukan “aksinya” kembali. Melihat konsep acaranya saja, sudah terbayang bagaimana cerianya hari minggu saya nanti. Tunggu apalagi? Ayo “jebak” dirimu sendiri untuk ikut bergabung dan berbagi keceriaan dengan adik-adik panti asuhan Attin bersama kakak-kakak SIGi Makassar. Daripada hari minggu kamu useless dan membosankan, mendingan kamu-kamu ikut andil, toh Berbagi tak akan pernah membuatmu rugi. Kamu juga bisa turut berpartisipasi dengan menyumbangkan sedikit rezeki kamu untuk dititipkan melalui kakak-kakak SIGi Makassar. Well, buat kamu yang pengen berdonasi kamu bisa mengirimkan donasi kamu melalui Rek. BNI 0271999806 an. Rahmiana Rahman. Nah, buat kamu yang pengen nanya-nanya atau pengen bergabung berbagi keceriaan di PB 13 SIGi Makassar, ataukah kamu pengen melibatkan diri, kamu bisa menghubungi kontak person PB 13 yaitu Kak Ojhi (081524201163) dan Kak Titin (085299372701). Kamu juga bisa menghubungi kak Nulo (082292105499) yang akan mengabarkan kamu semua hal seru yang bakal dilakuin SIGi Makassar. So, pastikan diri kamu terlibat yaaa… 


Dirgahayu Indonesiaku.
Mari bersama, bekerja nyata untuk Negeri.

#71tahunIndonesiaKerjaNyata
#gebyar17anSIGiMks
#SIGiMks
#ProjectBerbagi13


Gebyar 17an ~

Semarak tujuh belas agustus jelas terasa di komunitas SIGi Makassar –komunitas yang kugeluti. Terhitung sejak dua minggu yang lalu, E-flyer SIGi tersebar di seluruh media sosial, mengajak para penggiat komunitas juga para manusia-manusia yang kebanyakan mager di hari minggu untuk ikut bergabung menyemarakkan gebyar tujuh belas Agustus SIGi Makassar di tempat belajar mengajar Carakdek (salah satu program SIGi Makassar) di Jalan Adhyaksa lr.3.
Saya sudah menyiapkan waktu sejak seminggu yang lalu. Ujian akhir semester di kampus sudah selesai. Panggilan untuk kembali berkomunitas   di SIGi mulai mencuat, meski dengan konsekuensi akan menjadi asing. Mengingat sudah menjelang 2 tahun saya meninggalkan SIGi (well, lebih tepatnya mungkin karena saya tidak banyak di Makassar lagi karena sudah mulai bekerja).


Pagi tadi, saya terbangun pukul 05.30 WITA, karena sedang absen solat maka saya kembali melanjutkan tidur hingga pukul 06.45 WITA. Di kepala sudah terbayang bagaimana ramainya gebyar tujuh belas Agustus SIGi. Berpegang janji pada diri sendiri dan keinginan bertemu dengan salah satu kakak keren (Kak Kiki, ketua geng keren SIGi Makassar), sayapun bergegas. Pukul 08.30 WITA saya pamit dari rumah dan berangkat ke tekape. Sejam perjalanan dan sempat nyasar sedikit, saya sudah sampai di lokasi lomba yang sudah ramai oleh adik-adik asuh SIGi, kakak-kakak SIGi juga Ibu-ibu dari adik asuh yang turut serta menghebohkan acara. Sepetak tanah lapang di plot menjadi tempat sejumlah lomba dilaksanakan. Matahari yang sedang ramah-ramahnya menyengat kulit juga debu yang beterbangan seketika saja mampu menbuat orang disitu (termasuk saya) menjadi cukmala’ (bahasa Makassar untuk kata dekil). Bayaran yang cukup murah untuk sejumlah euphoria tujuh belasan.
Peserta lomba mengambil koin dalam buah jeruk. Credit by : Kak Emi, http://m.gosulsel.com/foto/21/08/2016/sigi-makassar-berbagi-keceriaan-hari-kemerdekaan-bersama-anak-anak/
Setelah melalui proses registrasi dan proses pembagian kelompok, acarapun dimulai. Diawali dengan lomba makan kerupuk (yang berlangsung heboh karena adanya seorang anak yang memilih menghabiskan kerupuknya dengan cara yang tidak disepakati panitia), berlanjut ke lomba joget balon (yang sukses bikin kakak SIGi-nya bingung karena tidak memiliki stok lagu anak dengan beat yang pas)lomba tarik tambang (yang berhasil bikin adik-adiknya harus jungkir balik bertahan), lomba memasukkan pensil dalam botol dan lomba terakhir yang paling seru adalah mengambil koin dari buah jeruk yang dilumuri kecap. Beberapa lomba ini sudah sangat sering saya temui, tapi menjadi saksi dan ikut terlibat langsung menjadi tim hore –yang rempong- sudah sejak lama tidak pernah lagi saya lakukan.

Rabu, 22 Juni 2016

D-17Ramadhan : Kali Kedua

Ini sudah kali kedua. 


Orang pertama adalah Mahendra, dan sekarang adalah Ramadhan- salah satu teman perjalanan yang keren. 

Whats appku berbunyi nada chat  pribadi. Tertulis nama Ramadhan Kaffah. Awalnya kupikir hanya whats app yang mengajak untuk makan bakwan bareng di rumah salah seorang teman -yang sebelumnya telah mengajak kami. Kusapu layar handphoneku, kubaca sekilas. "wah ..ada bakat nulis ente bu, mantep #google+", aku langsung membukanya. 

Aih, google  nyampah di email orang lagi. Aku menyumpahi google yang menyebarluaskan tulisanku "seenaknya". Sebelumnya, Mahendra pun menerima email yang berisi semua tulisan terbaruku. Aku sampai harus mati-matian membela diri bahwa itu tidak mungkin terjadi. Sampai otakku memaksaku mengingat kejadian dimana beberapa tulisan temanku pun ikut masuk ke emailku tanpa sebab apapun. 

Hoel. 
Sekarang aku cukup malu rasanya. Tulisan yang masih tidak ada bagus-bagusnya atau sebut saja abal-abalan disebarkan "seenaknya" sama google. Actually ini bagus, bisa naikin traffic blog. Tapi, yaa tetep aja malu om google...! Hahahahahaha


Tulisan ini diikutkan dalam tantangan kelas menulis Sigi Makassar #SigiMenulisRamadhan. Baca tulisan ketjeh teman lainnya di:
* nuralmarwah.com
* bukanamnesia.blogspot.com
* nurrahmahs.wordpress.com
* rahmianarahman.blogspot.com
* kyuuisme.wordpress.com
* inanovita.blogspot.com
* rancaaspar.wordpress.com
* inditriyani.wordpress.com
* uuswatunhasanah.tumblr.com
*begooottt.wordpress.com


Selasa, 21 Juni 2016

D-13Ramadhan : Satu nama yang kurindukan

Halo, Iam. 

Apa kabarmu, ayamku? 
Hmm, masih bolehkah kau kupanggil begitu? Rasa-rasanya sudah tak kau ijinkan aku lagi, memanggilmu dengan nama itu. 

Hey.. 
Aku baru saja dapat kabar kalau kau sudah menyelesaikan hobimu. Aku bahagia karenanya. Meski aku tahu, tidak ada lagi hak untukku untuk berbahagia. 

Iam... 
Beberapa waktu yang lalu aku selintas melihat mobilmu. Sudah lama sekali aku tak berdiri disampingnya sambil tersenyum menatapmu. Sudah lama sekali aku tak menghuni jok disampingmu. Dan sudah lama sekali kita tak minum sekaleng nescafe latte sambil menikmati macetnya Makassar. 

Iam. 
Aku masih menyukai kopi seperti dulu, dan itu karenamu. Pernah aku belajar berhenti mengonsumsinya, tapi aku kalah. Aku kalah telak. Sampai sekarang pun aku masih mengonsumsinya, pun dengan tetap merasa kau ada di dekatku menikmati kopi bersama. 

Iam. 
Aku masih saja sering rindu. Rindu denganmu yang selalu saja ada dan  apa adanya. Selalu saja mencari sosokmu yang mungkin saja ada, hanya dalam wujud yang lain. 

Iam, 
Hari ini aku rindu. Aku membiarkannya. Karena tak seorang pun mampu menahan yang namanya rindu. 


Tulisan ini diikutkan dalam tantangan kelas menulis Sigi Makassar #SigiMenulisRamadhan. Baca tulisan ketjeh teman lainnya di:
* nuralmarwah.com
* bukanamnesia.blogspot.com
* nurrahmahs.wordpress.com
* rahmianarahman.blogspot.com
* kyuuisme.wordpress.com
* inanovita.blogspot.com
* rancaaspar.wordpress.com
* inditriyani.wordpress.com
* uuswatunhasanah.tumblr.com
*begooottt.wordpress.com

Senin, 20 Juni 2016

D-15Ramadhan : Makan siang.

Ini kali pertama aku makan siang. Setelah beberapa hari kemarin diwajibkan untuk tidak makan (sejak fajar menyingsing hingga fajar terbenam). Sebagai perempuan, tentu saja ada alasan “khusus” sehingga hari ini aku diperbolehkan makan siang. Bersama Bos – yang berbeda keyakinan- juga seorang teman yang juga memiliki alasan khusus sepertiku, kamipun makan siang di salah satu warung ayam penyet. Sebenarnya tak ada rasa lapar yang kurasakan. Malah, aku sendiri masih merasa kenyang karena sudah meminum sekotak kecil susu berwarna pink alias rasa stroberi. Asik bercerita, makanan kamipun datang. Aku yang memesan sambel goring ati dan ampela sedikit kaget ketika melihat porsi makanan yang datang. Banyak sekali, gumamku. Mulailah kami makan, dan sungguh rasanya begitu aneh sekali. Setelah 13 hari berpuasa, ini hari pertama aku makan siang dan rasanya sungguh aneh sekali. Perutku merasa sangat kenyang dan mulutku seakan malas mengunyah makanan. Setelah memaksakan diri menghabiskan makanan yang ada, akhirnya aku pun berhasil dengan kondisi yang sangat kenyang. Berbeda sekali saat makan siang di  hari biasanya sebelum puasa kemarin. Seandai memungkinkan, aku akan memilih tetap berpuasa saja, karena perutku tanpa aku sadari sudah sangat terbiasa.




Mungkin inilah yang menjadikan seorang muslim special.

Sabtu, 18 Juni 2016

D-12Ramadhan : Yang bodoh, yang mencintai.

Amma, terima kasih untuk ceritamu yang menemani perjalanan pulangku. Lama sekali kita tak bertukar cerita. Ceritaku masih saja tentangnya. Pun ceritamu juga masih tentangnya. 

Ams, maaf untuk kata "bodoh" itu. Tapi seperti yang kukatakan dalam kolom chat kita, hanya orang bodoh yang mampu mencintai sebegitu dalamnya. Sebenarnya kita tak boleh menjudge hal itu dengan kata bodoh. Toh, perihal mencintai memang begitu rumit untuk dipahami. Sedalam apapun ilmu yang kamu miliki, kau tetap terlihat bodoh jika sudah berurusan dengan cinta, -dan akupun begitu-. Karenanya, tetaplah menjadi bodoh. Mencintai bukan hal yang perlu penafsiran. Ia hanya perlu dirasakan. Hanya perlu dibiarkan. Sampai akhirnya, Ia sendiripula yang akan memilih apa yang patut Ia pilih. 



Tulisan ini diikutkan dalam tantangan kelas menulis Sigi Makassar #SigiMenulisRamadhan. Baca tulisan ketjeh teman lainnya di:
* nuralmarwah.com
* bukanamnesia.blogspot.com
* nurrahmahs.wordpress.com
* rahmianarahman.blogspot.com
* kyuuisme.wordpress.com
* inanovita.blogspot.com
* rancaaspar.wordpress.com
* inditriyani.wordpress.com
* uuswatunhasanah.tumblr.com
*begooottt.wordpress.com

D-11Ramadhan : Buka bersama

Kantorku ramai hari ini. Acara buka puasa bersama anak yatim dan muallaf meramaikan kantorku. 

Aku baru saja sampai ketika jamku menunjukkan pukul 17.05 Wita. Terlambat lima menit. Ups. Aku melangkah masuk. Aku menegur Mama-panggilan teman sekantorku yang sudah sangat senior-. Ia tersenyum. Wajahnya mengisyaratkan lelah menyiapkan segalanya. Acarapun dimulai. Meriah dan hikmat. Pembagian beberapa bantuan sekolah juga bantuan komputer memeriahkan acara. Aku tersenyum simpul. Bahagia sekali rasanya. Tak ada yang lebih membahagiakan melihat senyuman para kaum mustahik menerima bantuan. 


Karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya - Rasulullah SAW






Tulisan ini diikutkan dalam tantangan kelas menulis Sigi Makassar #SigiMenulisRamadhan. Baca tulisan ketjeh teman lainnya di:
* nuralmarwah.com
* bukanamnesia.blogspot.com
* nurrahmahs.wordpress.com
* rahmianarahman.blogspot.com
* kyuuisme.wordpress.com
* inanovita.blogspot.com
* rancaaspar.wordpress.com
* inditriyani.wordpress.com
* uuswatunhasanah.tumblr.com
*begooottt.wordpress.com

D-10Ramadhan : Parepare

Ramai sekali, malam hari. 
Begitulah kota Parepare saat musim Ramadhan. Disana sini hanya lelaki bersarung dan peci juga perempuan bermukena yang bertebaran. Aku menyukai pemandangan itu. Alunan merdu tilawah al-quran mengalun disetiap sudut-sudut masjid. Meriah sekali. Ini kali kedua aku ber-Ramadhan di kota Parepare. Meriah. Special. Syahdu. 
Kota Parepare mampu menciptakan suasana yang berbeda. Mengisyaratkan keistimewaan Ramadhan yang sesungguhnya. Sekali lagi, aku suka melihatnya. 


Tulisan ini diikutkan dalam tantangan kelas menulis Sigi Makassar #SigiMenulisRamadhan. Baca tulisan ketjeh teman lainnya di:
* nuralmarwah.com
* bukanamnesia.blogspot.com
* nurrahmahs.wordpress.com
* rahmianarahman.blogspot.com
* kyuuisme.wordpress.com
* inanovita.blogspot.com
* rancaaspar.wordpress.com
* inditriyani.wordpress.com
* uuswatunhasanah.tumblr.com
*begooottt.wordpress.com

D-9Ramadhan : Tuhan

Tuhanku. 
Sejauh mana aku meletakkanmu dihatiku? Sudah mampukah aku mencintaimu dengan sebaik-baiknya hidupku? 
Tuhanku. 
4 hari sudah aku meminta petunjukmu. Tapi, aku belum sepenuhnya yakin atas mimpi-mimpiku. Rasanya aku tak ingin memercayainya. Bukan, bukan karena aku tak yakin padamu. Aku hanya khawatir mimpi itu dari syetan adanya. 

Tuhanku. 
2 hari ini aku selalu tak menjumpai sahur di Ramadhan-Mu dengan sebaik-baiknya. Tidurku begitu mengikatku. Membuatku lalai pada berkah yang Kau selipkan. Kumohon, jangan Kau cabut ia dariku. Tolong. 

Tuhanku. 
Seminggu ini, aku tak menjumpai kalamMu. Aku munafik sekali, Tuhan. Menganggap diriku baik-baik saja, padahal aku begitu merindukan Engkau untuk menenangkanku. Kumohon, jangan Kau cabut ia dariku. Tolong. 

Tuhanku. 
Seminggu ini, aku tak pernah mampu mendirikan solat malamku. Tidurku memelukku erat sekali. Meski aku terbangun dan sadar, aku tetap saja tak mampu mendirikannya. Pemalas sekali aku ini, Tuhan. Olehnya, kumohon jangan pernah mencabutnya dariku. Jangan.! Jangan pernah kau lakukan itu! Kumohon jangan. Tunggulah aku, Tuhan. Dan kumohon buatlah aku kuat menggali kemanapun hidayahmu berada. 


Tulisan ini diikutkan dalam tantangan kelas menulis Sigi Makassar #SigiMenulisRamadhan. Baca tulisan ketjeh teman lainnya di:
* nuralmarwah.com
* bukanamnesia.blogspot.com
* nurrahmahs.wordpress.com
* rahmianarahman.blogspot.com
* kyuuisme.wordpress.com
* inanovita.blogspot.com
* rancaaspar.wordpress.com
* inditriyani.wordpress.com
* uuswatunhasanah.tumblr.com
*begooottt.wordpress.com

Senin, 13 Juni 2016

D-7Ramadhan : Petunjuk

"Bagaimana jika setelah solat Allah memberikanmu petunjuk untuk melepasnya?" Tanya hatiku padaku ketika aku memutuskan untuk melaksanakan solat istikharah. "Aku akan melepasnya, jawabku." Seketika hatiku perih. Sakit sekali. Perasaan macam apa ini? Aku bahkan belum memutuskan apapun, tapi sakitnya sudah terasa. "Kau yakin?" Tanyanya sekali lagi. "Apapun petunjuk Tuhanku, akan aku laksanakan. Aku tau aku pasti bisa dan itu pasti yang terbaik dari Tuhanku" kataku dengan mata sedikit berair. Aku mulai takut pada apa yang kulakukan. Tapi aku tetap saja melakukannya. Tuhan pasti hanya memberikan yang terbaik. 


Tulisan ini diikutkan dalam tantangan kelas menulis Sigi Makassar #SigiMenulisRamadhan. Baca tulisan ketjeh teman lainnya di:
* nuralmarwah.com
* bukanamnesia.blogspot.com
* nurrahmahs.wordpress.com
* rahmianarahman.blogspot.com
* kyuuisme.wordpress.com
* inanovita.blogspot.com
* rancaaspar.wordpress.com
* inditriyani.wordpress.com
* uuswatunhasanah.tumblr.com
*begooottt.wordpress.com

Sabtu, 11 Juni 2016

D-5Ramdhan : Hari Libur

Suara merdu TOP Bigbang mengalun indah. Disambut suara merdu Taeyang Bigbang. Aku menikmatinya dalam lelap, sampai aku akhirnya sadar kalau itu adalah nada telpon dari handphone Samsung milikku. Kulirik sebentar, nomor rumah 0411****** tertulis. Sialan. Aku mengumpat. Aku tahu betul nomor telpon itu dari Bank Mandiri. Kemarin Ia juga menelponku menawarkan kredit tanpa angunan dan sudah kutolak. Aku menekan tombol merah di handphoneku. Reject. Masalah selesai. Aku kembali melanjutkan tidurku. Tak berselang lama, suara TOP Bigbang kembali mengalun dan kali ini aku segera sadar, lagi kulirik layarnya tertulis nomor yang sama. Aku mengumpat sekali lagi. Mengecilkan volumenya dan kembali tidur. Terhitung tiga kali Mandiri mencoba tapi tidak kugubris. Aku mengambil iphoneku yang sejak tadi juga mengeluarkan nada chat pribadi whats app dan bbm. Banyak sekali percakapan yang menanyakan keberadaanku dan menanyakan beberapa pekerjaan yang mengaitku. Aku mengumpat sekali lagi. Ini hari liburku. Aku masih terhitung dinas sehabis melakukan perjalanan. Kenapa mereka tega sekali? Aku terus menggumam dalam hati. Kuletakkan iphoneku. Tak satupun chatnya kubalas. Biar saja mereka menyelesaikannya sendiri, ini hari liburku. Pekerjaan harus kulupakan. Aku memilih melanjutkan membaca novelku sampai rentetan telpon kantor silih berganti menyerang handphone Samsungku. Tak satupun aku angkat. Aku sama sekali tak menginginkan waktu liburku terganggu oleh pekerjaan. Satu prinsip yang sejak hari pertama aku bekerja, aku menggigitnya kuat. 



Tulisan ini diikutkan dalam tantangan kelas menulis Sigi Makassar #SigiMenulisRamadhan. Baca tulisan ketjeh teman lainnya di:
* nuralmarwah.com
* bukanamnesia.blogspot.com
* nurrahmahs.wordpress.com
* rahmianarahman.blogspot.com
* kyuuisme.wordpress.com
* inanovita.blogspot.com
* rancaaspar.wordpress.com
* inditriyani.wordpress.com
* uuswatunhasanah.tumblr.com
*begooottt.wordpress.com

Kamis, 09 Juni 2016

D-4Ramadhan : Pallukacci bolu

"Masak ikan apa, Bu?" Tanyaku pada Ibu. Ibuku tak menjawab. Mungkin Ia tak mendengarku. Maklum, rumah kami yang berada di pinggiran jalan utama memang cukup bising. "Ikan bolu" jawab adikku singkat. "Yes" gumamku. Ibuku memang yang terbaik. Ia sudah tahu betul kalau anaknya ini sangat suka sekali makan ikan bolu, apalagi jika diolah pallukacci. Hmm. Lezatnya mengalahkan kari ayam. Aku sedikit membayangkan ikan bolu pallukacci sampai aku akhirnya sadar kalau aku sedang berpuasa. 

Beduk akhirnya tiba. Adzan maghrib mengalun indah. Alhamdulillah, dan ini saatnya menyantap habis olahan bolu pallukacci ibu. Aku mengambil kuah pallukacci dan memindahkannya di piring kecilku. Kutambahkan dua biji cabe merah dan juga mentimun (bonte) ke dalamnya. Kubiarkan timunnya terendam agar kuah pallukaccinya meresap. Bissmillahirrahmanirrahim, hap. Nasi, sedikit potongan daging ikan bolu (bandeng) dan mentimun plus potongan cabe dan kangkung tumis. Nyesss. Puas sekali rasanya. Pedas dan rasa asam manis bercampur. Nikmat sekali. Tambah nikmat lagi karena sudah seminggu lebih aku tak pernah mencicipi olahan Makassar. Tak terasa sepiring nasi dan dua potong ikan bolu habis kulahap. Aahhh, nikmat sekali. Bahagia rasanya bisa mencicipi masakan ibu. 



Tulisan ini diikutkan dalam tantangan kelas menulis Sigi Makassar #SigiMenulisRamadhan. Baca tulisan ketjeh teman lainnya di:
* nuralmarwah.com
* bukanamnesia.blogspot.com
* nurrahmahs.wordpress.com
* rahmianarahman.blogspot.com
* kyuuisme.wordpress.com
* inanovita.blogspot.com
* rancaaspar.wordpress.com
* inditriyani.wordpress.com
* uuswatunhasanah.tumblr.com
*begooottt.wordpress.com

Rabu, 08 Juni 2016

D-3Ramdhan : Kejar Setoran

Kilat bersahut-sahutan muncul di langit Jakarta. Aku memerhatikan jendela dari kursi 5A Sriwijaya Air JT588. Jakarta sedang mendung rupanya. Beruntung cuaca masih terbilang normal sehingga penerbanganku menuju Cengkareng untuk transit lancar dan aman. Sesekali pilot memberikan tanda kepada penumpang untuk tetap mengenakan sabuk pengamannya melalui lampu kenakan sabuk pengaman. Aku mengingat tugasku pada kelas Menulis Sigi Makassar. Belum kusentuh rupanya (tulisan ini salah satu tugasku). Masih ada beberapa deadline yang belum kusetor sejak bulan kemarin. Alasan kesibukan selalu menjadi tamengku. Padahal jika mau diteliti lebih dalam, aku sama sekali belum bisa dikatakan orang yang sibuk. Sebut saja aku tipikal orang yang belum mampu mengatur waktu dengan baik. Malas masih saja menjadi teman setiaku. Tidur masih menjadi hobiku. Untung saja kebosanan di dalam pesawat membuatku untuk bergerak mencari ide menuliskan sesuatu. Meskipun tulisan yang kubuat ini sama sekali tak memiliki kekuatan ide di dalamnya.

Pesawat Sriwijaya Air yang aku tumpangi telah mendarat dengan smooth di bandara Soetta, Cengkareng, yang berarti tulisan ini juga harus selesai disini.


Maaf jika cerita ini kurang menarik. Karena sesungguhnya yang menarik itu adalah diri anda.

Salam.


Tulisan ini diikutkan dalam tantangan kelas menulis Sigi Makassar #SigiMenulisRamadhan. Baca tulisan ketjeh teman lainnya di:
* nuralmarwah.com
* bukanamnesia.blogspot.com
* nurrahmahs.wordpress.com
* rahmianarahman.blogspot.com
* kyuuisme.wordpress.com
* inanovita.blogspot.com
* rancaaspar.wordpress.com
* inditriyani.wordpress.com
* uuswatunhasanah.tumblr.com
*begooottt.wordpress.com

D-3Ramadhan : Kenangan

Pesawat Sriwijaya Air yang kutumpangi baru saja mematikan lampu tanda kenakan sabuk pengaman, salah satu tanda bahwa pesawat sudah mencapai posisi stabilnya di udara. Aku membuka bekal untuk berbuka puasaku, yang sudah kubeli sebelumnya di sebuah gerai makanan di bandara Minangkabau, Padang. Menu berbuka yang sederhana. Hanya ada sepotong ayam crispy juga sebungkus nasi. Snack pemberian maskapai sriwijaya masih belum kusentuh. Aku Hanya memakan 2 biji kurmanya yang sudah habis sejak tadi. Aku memulai makan tanpa melupakan rasa syukurku pada Tuhanku. "Alhamdulillah" gumamku tak henti. Menikmati makananku, ntah saraf bagian mana di kepalaku yang mengajakku untuk mengenang makan siangku berdua dengan lelaki itu. Lelaki yang sudah berhasil masuk dan menghiasi hariku sepanjang 2 tahun ini.
Waktu itu hari kamis -aku lupa tanggal berapa- kami berdua menikmati makan siang di EXO and Dimsum Mall Panakukang-Resto favoritku jika ingin menikmati olahan seafood. Siang itu tak ada yang special. Hanya saja kami berdua termasuk orang beruntung yang memiliki hari yang lowong setelah melakukan perjalanan dinas. Aku baru saja pulang dari Kota Mamuju, Sulbar dan Ia baru saja pulang dari Kota Semarang, Jawa Tengah. Seperti biasa saat tengah makan bersama, kami menyempatkan untuk saling bertukar cerita tentang apa yang telah kami lakukan dihari sebelumnya. Dan selalu saja kami menjadi pendengar yang baik untuk masing-masing. Sambil bercerita, aku menuangkan beberapa buah dimsum ke dalam mangkuk kecilnya. Matanya berbinar saat memasukkan sesendok kuah ayam ke mulutnya. Dan selalu saja kata "Seger" keluar dari mulutnya selepas mengicip kuah pertama. Akupun ikut menuangkan ke dalam mangkuk kecilku. Aku memilih kuah tomyam untuk kusantap. "Aahh. Lezat sekali". Rasa capek dihari sebelumnya serasa menghilang. Kami berdua mulai melahap satu persatu dimsum yang masih menggeliat di atas panci dengan kuah yang memanas. Perutku sudah mulai merasa kekenyangan tapi dimsum yang kupilih masih tersisa banyak dalam panci. Melihatku yang tak lagi memakan nasi yang telah kupesan, Ia tertawa. "Ayo loh. Makanannya harus habis. Tanggung jawab sendiri" katanya diikuti kekehan. Aku tersenyum. "Iyaa. Asal kamu ga buru-buru ini bakalan habis kok. Aku hanya butuh bernafas sedikit" ucapku sambil melonggarkan celana. Aku melirik dimsum miliknya tersisa tiga biji. Curang sekali. Kami memang sepakat untuk bertanggung jawab ketika memesan makanan. Pesan sesuai kesanggupan. Tak boleh ada yang tersisa. Aku meminum mojito strawberryku lalu kembali menyantap perlahan dimsumku. Dimsum miliknya sudah habis. Ia tertawa melihat tingkahku yang menunjukkan tanda sangat kekenyangan. "Ya udah kalo ga bisa ga usah dipaksain. Tapi lain kali ga boleh seperti ini. Aku suka kamu makan banyak, tapi jangan mubazir" katanya sambil tersenyum. Ah, senyum yang mengejek sekali. Aku buru-buru mengatakan kalau aku sanggup menghabiskannya dan meminta Ia untuk sedikit bersabar. Sekitar 30 menit aku meminta tambahan waktu darinya untuk menghabiskan makananku. Waktu yang cukup lama untuk hanya memakan dimsum yang tersisa 6 biji. Aku meminta waktunya lagi untuk mengatur nafasku yang mulai berubah sejak aku kekenyangan. Setelah aku merasa nyaman dengan perutku, kamipun memutuskan mulai berkeliling Mall Panakukang.

Satu kenangan makan siang yang selalu membuatku tertawa jika mengingatnya. Mengingat senyum dan tawanya yang mengejekku.

Aku tersenyum simpul sendirian di dalam Pesawat Sriwijaya Air yang melaju cepat dan semakin jauh meninggalkan daratan sumatera menuju Bandara Soetta, Cengkareng. Nasib ayam crispy juga sebungkus nasi tadi sudah mendarat dengan aman di dalam perutku. Makan malam sederhana. Sesederhana aku yang bahagia karena mengingat kenanganku.

Tulisan ini diikutkan dalam tantangan kelas menulis Sigi Makassar #SigiMenulisRamadhan. Baca tulisan ketjeh teman lainnya di:
* nuralmarwah.com
* bukanamnesia.blogspot.com
* nurrahmahs.wordpress.com
* rahmianarahman.blogspot.com
* kyuuisme.wordpress.com
* inanovita.blogspot.com
* rancaaspar.wordpress.com
* inditriyani.wordpress.com
* uuswatunhasanah.tumblr.com
*begooottt.wordpress.com

Kamis, 21 April 2016

Bukan Sikat Gigi #Part1

SIGi, Project IV, Visit Museum (Jadi MC Kece :P)

Saat orang biasa mendengarnya banyak yang bilang SIGi itu sikat gigi. Untuk tulisan ini tentu saja hal itu salah. SIGi bukan sikat gigi. SIGi adalah sebuah komunitas yang bergerak santai tapi menawan di dunia sosial. Kegiatannya banyak sekali. Tapi, tak satupun kegiatan SIGi yang membosankan. Trust me.


Karena disuruh menulis tentang awal bergabung sigi, maka mari kita mengenang masa muda. Xixixixi~~

Ntah hari itu hari apa, dan tanggal berapa, yang pasti hari itu adalah awal sebuah estafet kebaikan. Malam itu untuk pertama kali saya Bertemu dengan kak Adry, Kak Ammy, juga kak Fathe' di dunia nyata-yang sebelumnya hanya saya temui di dunia maya- Di meet up dadakan itu, tak ada sama sekali niatan membicarakan soal project berbagi. Tapi, mungkin begitulah hal baik. Tak mau diam dalam angan. Jadilah kami membicarakan project berbagi pertama dengan tema berbagi sepatu.

Lepas pertemuan serba tak terduga malam itu, kami berempatpun menggiatkan diri mencari downline untuk dijebak menjadi keluarga SIGi makassar. Sekali lagi, hal baik selalu mencari jalannya. Tak perlu susah payah dengan mulut yang berbusa untuk menjebak downline, beberapa malah memilih untuk terjebak dalam dunia SIGi yang penuh ke-absurd-an tapi tempat bagi para makhluk kosong untuk pulang, xixixixixi.
Meski tak menjanjikan kapal pesiar juga tour internasional seperti MLM, sampai saat ini SIGi telah menelurkan 12 generasi dan sudah berhasil menjebak banyak orang untuk legowo menjadi ketua, bendahara juga MC (tjurhat).

*tulisan ini dibuat sebagai tugas dalam kelas menulis SIGi Makassar.
Parepare, 21 April 2016 (Happy Kartini’s day people), Pukul 09.51 Wita.


#SIGiMakassar