Sabtu, 18 Juni 2016

D-9Ramadhan : Tuhan

Tuhanku. 
Sejauh mana aku meletakkanmu dihatiku? Sudah mampukah aku mencintaimu dengan sebaik-baiknya hidupku? 
Tuhanku. 
4 hari sudah aku meminta petunjukmu. Tapi, aku belum sepenuhnya yakin atas mimpi-mimpiku. Rasanya aku tak ingin memercayainya. Bukan, bukan karena aku tak yakin padamu. Aku hanya khawatir mimpi itu dari syetan adanya. 

Tuhanku. 
2 hari ini aku selalu tak menjumpai sahur di Ramadhan-Mu dengan sebaik-baiknya. Tidurku begitu mengikatku. Membuatku lalai pada berkah yang Kau selipkan. Kumohon, jangan Kau cabut ia dariku. Tolong. 

Tuhanku. 
Seminggu ini, aku tak menjumpai kalamMu. Aku munafik sekali, Tuhan. Menganggap diriku baik-baik saja, padahal aku begitu merindukan Engkau untuk menenangkanku. Kumohon, jangan Kau cabut ia dariku. Tolong. 

Tuhanku. 
Seminggu ini, aku tak pernah mampu mendirikan solat malamku. Tidurku memelukku erat sekali. Meski aku terbangun dan sadar, aku tetap saja tak mampu mendirikannya. Pemalas sekali aku ini, Tuhan. Olehnya, kumohon jangan pernah mencabutnya dariku. Jangan.! Jangan pernah kau lakukan itu! Kumohon jangan. Tunggulah aku, Tuhan. Dan kumohon buatlah aku kuat menggali kemanapun hidayahmu berada. 


Tulisan ini diikutkan dalam tantangan kelas menulis Sigi Makassar #SigiMenulisRamadhan. Baca tulisan ketjeh teman lainnya di:
* nuralmarwah.com
* bukanamnesia.blogspot.com
* nurrahmahs.wordpress.com
* rahmianarahman.blogspot.com
* kyuuisme.wordpress.com
* inanovita.blogspot.com
* rancaaspar.wordpress.com
* inditriyani.wordpress.com
* uuswatunhasanah.tumblr.com
*begooottt.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar