Senin, 22 Agustus 2016

Gebyar 17an ~

Semarak tujuh belas agustus jelas terasa di komunitas SIGi Makassar –komunitas yang kugeluti. Terhitung sejak dua minggu yang lalu, E-flyer SIGi tersebar di seluruh media sosial, mengajak para penggiat komunitas juga para manusia-manusia yang kebanyakan mager di hari minggu untuk ikut bergabung menyemarakkan gebyar tujuh belas Agustus SIGi Makassar di tempat belajar mengajar Carakdek (salah satu program SIGi Makassar) di Jalan Adhyaksa lr.3.
Saya sudah menyiapkan waktu sejak seminggu yang lalu. Ujian akhir semester di kampus sudah selesai. Panggilan untuk kembali berkomunitas   di SIGi mulai mencuat, meski dengan konsekuensi akan menjadi asing. Mengingat sudah menjelang 2 tahun saya meninggalkan SIGi (well, lebih tepatnya mungkin karena saya tidak banyak di Makassar lagi karena sudah mulai bekerja).


Pagi tadi, saya terbangun pukul 05.30 WITA, karena sedang absen solat maka saya kembali melanjutkan tidur hingga pukul 06.45 WITA. Di kepala sudah terbayang bagaimana ramainya gebyar tujuh belas Agustus SIGi. Berpegang janji pada diri sendiri dan keinginan bertemu dengan salah satu kakak keren (Kak Kiki, ketua geng keren SIGi Makassar), sayapun bergegas. Pukul 08.30 WITA saya pamit dari rumah dan berangkat ke tekape. Sejam perjalanan dan sempat nyasar sedikit, saya sudah sampai di lokasi lomba yang sudah ramai oleh adik-adik asuh SIGi, kakak-kakak SIGi juga Ibu-ibu dari adik asuh yang turut serta menghebohkan acara. Sepetak tanah lapang di plot menjadi tempat sejumlah lomba dilaksanakan. Matahari yang sedang ramah-ramahnya menyengat kulit juga debu yang beterbangan seketika saja mampu menbuat orang disitu (termasuk saya) menjadi cukmala’ (bahasa Makassar untuk kata dekil). Bayaran yang cukup murah untuk sejumlah euphoria tujuh belasan.
Peserta lomba mengambil koin dalam buah jeruk. Credit by : Kak Emi, http://m.gosulsel.com/foto/21/08/2016/sigi-makassar-berbagi-keceriaan-hari-kemerdekaan-bersama-anak-anak/
Setelah melalui proses registrasi dan proses pembagian kelompok, acarapun dimulai. Diawali dengan lomba makan kerupuk (yang berlangsung heboh karena adanya seorang anak yang memilih menghabiskan kerupuknya dengan cara yang tidak disepakati panitia), berlanjut ke lomba joget balon (yang sukses bikin kakak SIGi-nya bingung karena tidak memiliki stok lagu anak dengan beat yang pas)lomba tarik tambang (yang berhasil bikin adik-adiknya harus jungkir balik bertahan), lomba memasukkan pensil dalam botol dan lomba terakhir yang paling seru adalah mengambil koin dari buah jeruk yang dilumuri kecap. Beberapa lomba ini sudah sangat sering saya temui, tapi menjadi saksi dan ikut terlibat langsung menjadi tim hore –yang rempong- sudah sejak lama tidak pernah lagi saya lakukan.




Diakhir acara, saat semua adik-adik pemenang lomba telah menerima hadiah, giliran kakak-kakak SIGInya yang memperebutkan hadiah. Iming-iming kaos gratis membuat ramai suasana. Pun tidak ketinggalan saya sendiri. Lomba yang disepakati oleh para sponsorpun agak nyeleneh. Meminum air mineral gelas dari bawah. Dengan semangat 17, saya melibatkan diri ikut dalam lomba meminum air mineral gelas dari bawah, juga lomba memakan kerupuk. Melalui banyak sekali “kegilaan” akhirnya saya berhasil mendapatkan sebuah gantungan kunci dan sebuah buku catatan dari 
@ardhesaurus dan @bikinbikin_ . Tujuh belas agustus tahun ini sungguh berbeda buat saya. Semaraknya begitu terasa. Gebyar tujuh belas agustusan SIGi Makassar sukses membawa saya kembali merasakan indahnya tujuh belas agustusan masa kecil dulu.

Dirgahayu Indonesiaku.
Mari bersama, bekerja nyata untuk Negeri.

#71tahunIndonesiaKerjaNyata
#gebyar17anSIGiMks


Parepare, 21.08.2016

23.05 Wita


Tidak ada komentar:

Posting Komentar