Semarak tujuh
belas agustus jelas terasa di komunitas SIGi Makassar –komunitas yang kugeluti.
Terhitung sejak dua minggu yang lalu, E-flyer SIGi tersebar di seluruh media
sosial, mengajak para penggiat komunitas juga para manusia-manusia yang
kebanyakan mager di hari minggu untuk ikut bergabung menyemarakkan gebyar tujuh
belas Agustus SIGi Makassar di tempat belajar mengajar Carakdek (salah satu
program SIGi Makassar) di Jalan Adhyaksa lr.3.
Saya sudah
menyiapkan waktu sejak seminggu yang lalu. Ujian akhir semester di kampus sudah
selesai. Panggilan untuk kembali berkomunitas di SIGi mulai
mencuat, meski dengan konsekuensi akan menjadi asing. Mengingat sudah menjelang
2 tahun saya meninggalkan SIGi (well, lebih tepatnya mungkin karena saya
tidak banyak di Makassar lagi karena sudah mulai bekerja).
Pagi tadi, saya
terbangun pukul 05.30 WITA, karena sedang absen solat maka saya kembali
melanjutkan tidur hingga pukul 06.45 WITA. Di kepala sudah terbayang bagaimana
ramainya gebyar tujuh belas Agustus SIGi. Berpegang janji pada diri sendiri dan
keinginan bertemu dengan salah satu kakak keren (Kak Kiki, ketua geng keren
SIGi Makassar), sayapun bergegas. Pukul 08.30 WITA saya pamit dari rumah dan berangkat
ke tekape. Sejam perjalanan dan sempat nyasar sedikit, saya sudah sampai di
lokasi lomba yang sudah ramai oleh adik-adik asuh SIGi, kakak-kakak SIGi juga
Ibu-ibu dari adik asuh yang turut serta menghebohkan acara. Sepetak tanah
lapang di plot menjadi tempat sejumlah lomba dilaksanakan. Matahari yang sedang
ramah-ramahnya menyengat kulit juga debu yang beterbangan seketika saja mampu
menbuat orang disitu (termasuk saya) menjadi cukmala’ (bahasa Makassar untuk
kata dekil). Bayaran yang cukup murah untuk sejumlah euphoria tujuh belasan.
Peserta lomba mengambil koin dalam buah jeruk. Credit by : Kak Emi, http://m.gosulsel.com/foto/21/08/2016/sigi-makassar-berbagi-keceriaan-hari-kemerdekaan-bersama-anak-anak/ |
Setelah melalui
proses registrasi dan proses pembagian kelompok, acarapun dimulai. Diawali
dengan lomba makan kerupuk (yang berlangsung heboh karena adanya seorang anak
yang memilih menghabiskan kerupuknya dengan cara yang tidak disepakati
panitia), berlanjut ke lomba joget balon (yang sukses bikin kakak SIGi-nya
bingung karena tidak memiliki stok lagu anak dengan beat yang pas), lomba tarik tambang
(yang berhasil bikin adik-adiknya harus jungkir balik bertahan), lomba
memasukkan pensil dalam botol dan lomba terakhir yang paling seru adalah
mengambil koin dari buah jeruk yang dilumuri kecap. Beberapa lomba ini sudah
sangat sering saya temui, tapi menjadi saksi dan ikut terlibat langsung menjadi
tim hore –yang rempong- sudah sejak lama tidak pernah lagi saya lakukan.
Diakhir acara, saat semua adik-adik pemenang lomba telah menerima hadiah, giliran kakak-kakak SIGInya yang memperebutkan hadiah. Iming-iming kaos gratis membuat ramai suasana. Pun tidak ketinggalan saya sendiri. Lomba yang disepakati oleh para sponsorpun agak nyeleneh. Meminum air mineral gelas dari bawah. Dengan semangat 17, saya melibatkan diri ikut dalam lomba meminum air mineral gelas dari bawah, juga lomba memakan kerupuk. Melalui banyak sekali “kegilaan” akhirnya saya berhasil mendapatkan sebuah gantungan kunci dan sebuah buku catatan dari @ardhesaurus dan @bikinbikin_ . Tujuh belas agustus tahun ini sungguh berbeda buat saya. Semaraknya begitu terasa. Gebyar tujuh belas agustusan SIGi Makassar sukses membawa saya kembali merasakan indahnya tujuh belas agustusan masa kecil dulu.
Dirgahayu
Indonesiaku.
Mari bersama, bekerja
nyata untuk Negeri.
#71tahunIndonesiaKerjaNyata
#gebyar17anSIGiMks
Parepare,
21.08.2016
23.05 Wita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar