Minggu, 19 Mei 2019

Let's Change!


Judul                    : Let’s Change!
Author                 : Prof. Rhenald Kasali
Halaman            : 278 halaman
Penerbit             : Buku Kompas, February 2014

Lets Change, sebuah buku yang berisikan kumpulan tulisan Prof. Rhenald yang mengisi surat kabar Harian Kompas. Buku ini menceritakan bagaimana sebuah perubahan selalu mungkin terjadi. Bagi saya, buku ini adalah komposisi lengkap. Tidak hanya membahas perubahan dari segi manajerial, Prof. Rhenald mengulas kasus-kasus yang memungkinkan perubahan terjadi dari segala sisi. Ekonomi, politik, pariwisata, pendidikan, sosial masyarakat, dan leadership.  
Bagi saya, bagian paling menarik dalam buku ini adalah bahasan soal pendidikan. Prof. Rhenald sukses membahas masalah-masalah pendidikan di tahun 2009-2013 namun masih relevan dengan kondisi saat ini. Membaca bagian ini, saya berkaca bagaimana pola pendidikan saat ini yang masih saja menjadikan “status juara” sebagai sebuah tujuan. Prof. Rhenald membuka mata saya dengan menjelaskan bahwa pendidikan seorang anak tidak hanya diperoleh dari sekolah saja, lebih dari itu keterlibatan orang tua dan lingkunganlah yang akan mencetak anak-anak yang hebat. Di bagian ini, Prof. Rhenald juga mengkritisi soal raport anak-anak sekolah yang tidak memberikan penjelasan kebutuhan sang anak sehingga orang tua pun mengalami kebingungan dalam menentukan arah mendidik anaknya.
Selain bagian pendidikan, saya juga menyukai bagian Sosial Masyarakat yang dibahas melalui beberapa contoh kasus oleh Prof. Rhenald. Meskipun beberapa tulisan tersebut ditulis pada tahun 2006-2013, tapi contoh kasus yang ada masih cukup relevan dengan kondisi saat ini. Pada bagian ini dibahas contoh-contoh kasus masyarakat yang konsumtif yang lebih mementingkan berutang hanya karena faktor gengsi atau mengejar prestise. Tanpa disadari hal inilah yang menjadi pintu awal terjadinya korupsi, kolusi, nepotisme dan kriminalitas.
Pada akhir bagian ini, Prof. Rhenald memberikan contoh bagaimana sosok Bung Hatta yang sederhana sehingga membuat orang di sekitarnya kala itu segan untuk menampakkan kekayaannya. Contoh yang diangkat oleh Prof. Rhenald ini mengingatkan saya pada sebuah cerita Manager saya tentang salah satu General Manager (GM) di kantor kami. Ketika beliau menjabat sebagai GM Induk kami, handphone (hp) beliau hanya Blackberry seri jadul. Padahal saat itu, seri iPhone 8 dan Samsung Note sudah marak dipasaran.  Saya pun dalam kesempatan bertemu beliau dan melihat hpnya saat itu sering bergumam, “sekelas GM kok hapenya jadul”. Suatu ketika ada seorang pegawai yang bercanda mempromosikan iPhone 8 dan Macbook kepada beliau. Pegawai ini kemudian menanyakan apakah Pak GM ada niatan untuk mengganti gadgetnya ke seri terbaru saat itu. Jawaban beliau kala itu mengagetkan orang-orang. Beliau menjawab “Sekelas GM itu adalah role model. Kalau GM-nya menggunakan Macbook dan iPhone, pasti pegawai di bawahnya juga akan berlomba menggunakan barang yang sama. Saya tidak ingin bawahan saya merasa perlu mengimbangi atasannya”. Jawaban yang didasari sifat kerendahhatian. Cerita tersebut tersebar di seluruh unit kantor kami dan membuat malu para manager unit yang tanpa segan memamerkan gadget keluaran terbarunya.

Selamat membaca :)