Senin, 30 Maret 2015

Talas Cibogo


Dua kata yang sangat menggambarkan kota Bogor. Bogor yang terkenal dengan kue bolu talasnya yang yummi. Sedang cibogo adalah salah satu daerah dikota Bogor yang letaknya berada di jalur menuju puncak.

Tapi, dua kata diatas (Talas Cibogo) bukan sekedar kata buatku, dan mungkin juga bukan sekedar kata biasa bagi keenam temanku. Talas Cibogo merupakan singkatan dari Tangkuban Dua Belas Cibogo, tempat dimana aku dan keenam temanku disatukan dalam sebuah ruangan dengan tujuh tempat tidur yang kami sebut kamar. Tangkuban Dua Belas bisa dikatakan formasi yang sempurna. Aku-yang paling muda, jahil, rame dan menggemaskan-, Zombie (Risti)-anak Jakarta yang resenya luar biasa, apalagi kalau ketemu aku. Iblisnya keluar. Hahaha-, Kak Erni-Sosok yang paling dewasa dan paling alim diantara kami-, Mba Fariha-pipi bakpao yang baik hati dan pengertian-, Unii Ann-rocker dan emaknya Lazada-, Kak Iis-tetuah Talas Cibogo tapi badannya paling kecil diantara kami semua,- dan Kak Ayu-Syahrininya kami yang hobi banget kami bully sebelum tidur. Belum tenang tidur kami sebelum membully kak Ayu. Hahahaha.

Talas cibogo dihuni oleh empat orang suku Makassar (Aku, Kak Ayu, Kak Iis dan Kak Erni), dua orang suku Jawa (Mba Fariha dan Risti, Tapi Suristi besarnya di Jakarta-katanya) dan seorang lagi suku padang (Uni Ann). Bertujuh kami disatukan dalam satu kamar selama tiga bulan. Minus Risti yang hanya bisa dihitung jari bersama kami. Tiga bulan di Talas cibogo dengan macam-macam karakter didalamnya sukses membuat kami menjadi sangat akrab dan sekarang menjadi seperti keluarga. Merindukan dan dirindukan, begitulah adanya. Aku selalu merindukan mereka. Teman terbaik dalam enam bulan terakhir ini. 

Aku selalu merindukan saat dimana setelah apel malam dan sebelum tidur, kami selalu membully jomblo. Ngakak ngga karuan karena baca meme komik, atau sekedar saling adu kelihaian mencari meme yang bisa buat kami ngakak. Masih hangat dalam kepalaku saat kami ga habis-habisnya ngakak ketika meme-meme AADC line bermunculan. Sampai pada meme terakhir yang sukses membuat kami saling memanggil dengan panggilan bencong. Hahahaha

Talas cibogo punya setumpuk cerita yang sampai saat ini masih mampu membuatku tertawa cekikian ketika mengingatnya. Dan sampai sekarang masih mampu membuatku tertawa ngakak ketika membaca beberapa chit chat di grup whats app. Meski keseringan aku jadi bahan bullyan-apalagi kalau ada Suristi- tapi dari bullyan itulah kami menjadi sangat dekat. Kadang, mereka juga jago ngasih solusi, terutama solusi move on. Tapi,, yaaa gitu deh. Terima nasib dibully dulu. Hahaha. Karena salah satu personil Talas Cibogo pula, aku menemukan kembaran (apa jodoh yaa?) yang sampai sekarang hanya mampu kulihat melalui neon box di Bandara. J

Yah, begitulah adanya. Talas cibogo dengan setumpuk arti luar biasa bagiku. Aku merindukan kalian dan kalian merindukanku. Salam kangen dari adik paling muda, hahahahaha


Miss you Zomb, Kak Erni, Mba Fariha, Uni Ann, Kak Iis, dan Agumon Kak Ayu. Sukses ditempat kalian masing-masing. Suatu saat aku berharap Tuhan mengijinkan kita bertujuh berkumpul kembali disuatu tempat.

Yang sangat merindukan kalian untuk dibully. 
@ratihlaenkjohor























Jumat, 27 Maret 2015

Move On

Aku pernah iri melihat seorang teman terbaikku dapat menunggu orang yang pernah bersamanya dengan begitu sabar. Ia menunggu dengan sejumlah kerinduan yang terlalu banyak tak tersampaikan. Ketika kudengar secara langsung dan menyeluruh tentang seseorang yang Ia tunggu, aku kembali iri padanya. Lelaki yang memang sangat pantas untuk ditunggu ntah untuk empat atau bahkan sepuluh tahun. Tapi, tentu saja dengan catatan bahwa seseorang itu bakalan datang kembali.

Sekarang, cerita berbalik.

Teman terbaikku itu tengah mencemburuiku yang dapat dengan mudahnya melupakan seseorang yang baru saja bersamaku. Bukan hal mudah berdiri di tempatku sekarang. Konsisten untuk move on itu jauh lebih sulit dibanding ujian Perencanaan Pondasi yang pernah kuikuti. Keinginan untuk benar-benar melupakan dan mengikhlaskan seseorang yang tidak lagi ingin bersama itu memang sulit. Apalagi ketika rasa kangen menegur. Ah.... itu sulitnya luar biasa.
Tapi, sekarang saya sudah berdiri disini. Ditempat saya, dimana hati saya telah berdamai dan telah menerima kenyataan kalau saya memang ditakdirkan tidak dalam suatu hubungan khusus dengannya. Namun, berusaha untuk tetap menjadi teman akrab dengannya itu juga jauh lebih sulit. Berusaha keep on contact. Apalagi kalau doi masih sering ngasih perhatian yang bisa dibilang ga pantes lagi. Tapi, karena niat saya bener-bener mau ngikhlasin seseorang yang menurut Allah ga baik buat saya, jadi deh saya sekarang. Saya dan dia tetap berteman baik. Tetap perhatian satu sama lain dalam konteks yang berbeda dan tentu saja ada batasnya. Intinya sih kita berdua sepakat untuk jaga silaturrahmi. Karena pertemanan itu mahal.

So, keep on your shoes my friend. Konsisten move on pasti bisa dijalani.


Toh, JODOH PASTI BERTEMU jika ALLAH sudah putuskan waktu baiknya. Ga ada yang terlalu cepat dan ga ada yang terlambat. Semuanya sudah disiapkan oleh ALLAH sesuai dengan waktunya masing-masing. Hehehehe