Amma, terima kasih untuk ceritamu yang menemani perjalanan pulangku. Lama sekali kita tak bertukar cerita. Ceritaku masih saja tentangnya. Pun ceritamu juga masih tentangnya.
Ams, maaf untuk kata "bodoh" itu. Tapi seperti yang kukatakan dalam kolom chat kita, hanya orang bodoh yang mampu mencintai sebegitu dalamnya. Sebenarnya kita tak boleh menjudge hal itu dengan kata bodoh. Toh, perihal mencintai memang begitu rumit untuk dipahami. Sedalam apapun ilmu yang kamu miliki, kau tetap terlihat bodoh jika sudah berurusan dengan cinta, -dan akupun begitu-. Karenanya, tetaplah menjadi bodoh. Mencintai bukan hal yang perlu penafsiran. Ia hanya perlu dirasakan. Hanya perlu dibiarkan. Sampai akhirnya, Ia sendiripula yang akan memilih apa yang patut Ia pilih.
Tulisan ini diikutkan dalam tantangan kelas menulis Sigi Makassar #SigiMenulisRamadhan. Baca tulisan ketjeh teman lainnya di:
* nuralmarwah.com
* bukanamnesia.blogspot.com
* nurrahmahs.wordpress.com
* rahmianarahman.blogspot.com
* kyuuisme.wordpress.com
* inanovita.blogspot.com
* rancaaspar.wordpress.com
* inditriyani.wordpress.com
* uuswatunhasanah.tumblr.com
*begooottt.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar