Aku ingat waktu itu
Empat tahun yang lalu.
Pertama kalinya aku harus
mengeluhkan diriku karena mulai lemah tanpamu. setelah itu keluhan dan keluhan
terus saja menemaniku. Sungguh.. saat itu mungkin seharusnya aku sudah
memutuskan untuk betul-betul mendekatimu dan berjuang mendapatkanmu.
Ditahun pertama, seingatku aku masih baik-baik
saja meskipun tak sepenuhnya baik. Orang-orang masih menganggapku normal. Meski
sesekali aku tahu kalau aku sebenarnya sudah harus memilikimu. Namun sayang,
orang tuaku sungguh melarang kita. Baginya kau bisa lebih merusakku. Bisa lebih
melemahkanku. Sungguh ironi.
Ditahun kedua, perlahan aku mulai melemah. Buku-buku
pelajaran, novel, kuliah, papan pengumuman tak lagi menjadi daya tarik buatku. Kenapa?
Karena kau tak ada. Kau tidak menemaniku saat aku betul-betul membutuhkanmu. Aku
harus bersusah payah berjuang sendirian meski aku tahu bukan hal sulit bagiku
untuk memilikimu. Tapi, sekali lagi alasannya adalah orang tuaku. Mereka masih
melarang kita. Mereka masih melarang aku untuk memilihmu.
Ditahun ketiga, (mungkin) aku sudah mulai
terbiasa tanpamu. Tapi tetap saja aku ingat bahwa itu hal yang menyulitkanku. Terlepas
dari cemoohan para teman yang sudah mulai menganggapku semakin lemah karena tak
ada kamu, aku terus saja berjalan. Meski dengan sejumlah kesulitan tentu saja. Hidup
normal tanpamu termasuk hal sulit bagiku. Malam-malam kulalui dengan kesulitan
tanpamu. Tapi apa dayaku. Sungguh. Orang tuaku masih melarangku untuk
memilihmu.
Ditahun keempat, dibulan September tahun lalu. Aku
masih mengingatnya jelas. Aku memilihmu. Aku tidak lagi peduli pada kata Ayahku
yang menyuruhku untuk tetap bertahan tanpamu. Sebelum aku memilihmu, sungguh
sudah terlalu banyak kesulitan yang kulalui. Apalagi pada saat ini, aku sangat
membutuhkanmu. Aku benar membutuhkanmu untuk membantuku menyelesaikan semua
tugas diklatku. Aku membutuhkanmu untuk membantuku memperjelas penglihatanku. Aku
membutuhkanmu sebagai kebutuhan harianku. Tanpamu aku sungguh lemah. Meski kata
orang, sekali aku menggunakanmu maka penglihatanku perlahan melemah, tapi biar
saja. Itu kata orang, karena aku sudah memilihmu. Iya… Aku memilihmu..! Melupakan
larangan orang tuaku. Melupakan apapun kata orang-orang. Karena aku lebih
membutuhkanmu. Dan, sekarang aku memilikimu…. Yeay..! aku memilikimu my Nike glasses..
dan aku tau hanya kaulah satu-satunya yang bisa menyelamatkanku dari blurnya
penglihatanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar