Sabtu, 04 Januari 2014

Berharap



“Kabarnya gimana dek?” tanya seorang teman yang sudah menjadi abangku, di whats app.
“Baik bang.. Alhamdulillah” jawabku.
“Bukan nanya kabar kamu.. Kabar dia maksud abang” tulisnya.
“Ohh.. kabarnya baik kok bang. Dia sedang merindu sepertinya” balasku.
“Iyya. Abang tau. Abang pantau dia di TL kok dek.”
“Jadi kelanjutannya gimana?” tanya abang lagi.
“Menurut abang gimana? Yang abang liat gimana?” tanyaku balik.
“Abang liatnya kalian itu saling menyembunyikan. Sama-sama suka tapi ga ada yang ngomong”
“Kalian sudah punya hubungan?”
“Kejauhan itu maah..” jawabku.
“Jadi gimana dong? Masih sepeti yang dulu? Atau kalian diem-dieman?”
Pertanyaan abang combo kali ini.
“Kita diem-dieman bang” balasku singkat.
“Atau lebih tepatnya aku yang menghindar, Bang” gumamku dalam hati.
“Dooh.. kok bisa gitu? Ada masalah?”
“Hahaha.. ga ada kok abang..”
“Kamu jadi ngomong ke dia?”
“Ngga jadi bang. Dia juga ga pernah bilang. Teman-teman udah pada tau sepertinya dan itu ga nyaman buat saya. >,<”
“Jadi kamu ngarep dek??”
“NGGAAAA baaaanggg..! Saya ga ngarep” Balas ku segera setelah membaca pesan sebelumnya. 

Lama kutunggu balasan tapi abangku sepertinya sudah tertidur. Kubaca sekali lagi pertanyaan abangku yang terakhir. Hufft.. “Andai saja hanya aku yang berharap mungkin jauh lebih baik. Setidaknya aku tidak menyakiti orang lain dan hanya menyakiti diriku sendiri. Namun sayangnya, dia yang berharap padaku sementara aku sendiri malah mengharapkan orang lain” gumamku, berbicara sendiri pada hapeku. 


#BelajarFlashFiction 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar