“Kabarnya gimana dek?” tanya
seorang teman yang sudah menjadi abangku, di whats app.
“Baik bang.. Alhamdulillah”
jawabku.
“Bukan nanya kabar kamu.. Kabar dia
maksud abang” tulisnya.
“Ohh.. kabarnya baik kok bang. Dia
sedang merindu sepertinya” balasku.
“Iyya. Abang tau. Abang pantau dia
di TL kok dek.”
“Jadi kelanjutannya gimana?” tanya
abang lagi.
“Menurut abang gimana? Yang abang
liat gimana?” tanyaku balik.
“Abang liatnya kalian itu saling
menyembunyikan. Sama-sama suka tapi ga ada yang ngomong”
“Kalian sudah punya hubungan?”
“Kejauhan itu maah..” jawabku.
“Jadi gimana dong? Masih sepeti
yang dulu? Atau kalian diem-dieman?”
Pertanyaan abang combo kali ini.
“Kita diem-dieman bang” balasku
singkat.
“Atau lebih tepatnya aku yang menghindar,
Bang” gumamku dalam hati.
“Dooh.. kok bisa gitu? Ada masalah?”
“Hahaha.. ga ada kok abang..”
“Kamu jadi ngomong ke dia?”
“Ngga jadi bang. Dia juga ga pernah
bilang. Teman-teman udah pada tau sepertinya dan itu ga nyaman buat saya. >,<”
“Jadi kamu ngarep dek??”
“NGGAAAA baaaanggg..! Saya ga
ngarep” Balas ku segera setelah membaca pesan sebelumnya.
Lama kutunggu balasan tapi abangku
sepertinya sudah tertidur. Kubaca sekali lagi pertanyaan abangku yang terakhir. Hufft.. “Andai saja hanya aku yang
berharap mungkin jauh lebih baik. Setidaknya aku tidak menyakiti orang lain dan
hanya menyakiti diriku sendiri. Namun sayangnya, dia yang berharap padaku
sementara aku sendiri malah mengharapkan orang lain” gumamku, berbicara sendiri
pada hapeku.
#BelajarFlashFiction