Seperti biasa saat menemukan sebuah jaringan dan PC atau Laptop aku pasti akan segera membuka Twitter, Facebook, Tumblr atau G+ku. Sebuah keharusan dan bisa dikatakan sebuah kebutuhan buatku untuk mengakses akun sosial tersebut setiap harinya. Apalagi untuk Twitter dan Fb. Harus dibuka setiap saat untuk tidak ketinggalan berita tentang kerjaan dan komunitas sosial yang kuiikuti saat ini. Maklum saja, keadaan dimana kami jarang bertemu membuat media sosial sebagai penghubung utama antar kami untuk berkomunikasi selain melalui telpon dan sms. Hehehe.
Kali ini, aku tidak ingin membahas tentang akun sosialku. Tapi, terlebih kepada akun sosial adikku. Yaa sebagaimana biasanya saat membuka twitter atau Facebook selalu saja kusempatkan untuk men-stalk-ing akun saudara-saudaraku. Kami yang mulai jarang bertemu satu sama lain karena kesibukan, membuatku hanya mampu memantau keadaan Kakak serta adikku dari akun sosialnya. Akun yang berada pada urutan pertama untuk kucari tahu adalah kakak perempuanku Indah Iswary. Karena jarak kami yang sangat jauh saat ini, maka Ia menjadi urutan pertama. Sekedar memantau keadaannya. Dan tak lupa memberitahu Ibu jika menemukan hal-hal aneh terhadapnya (seperti saat Hapenya hilang sesaat).
Akun kedua tentu saja Adikku. Begitu membuka akunnya, aku sedikit terhenyak. Ava serta header twitternya membuatku sedikit terganggu. Avanya berisi foto Ia dan seorang laki-laki yang dari papan nama yang tertempel di Seragamnya Bernama : titik.titik.Nuralam. Dari header serta isi bio twitternya aku bisa memastikan nama panggilan laki-laki sebayanya itu Alam. Dan dari isi bio itupun aku memastikan kalau orang itu (mungkin) pacarnya.
Setelah beberapa kali scroll ke bawah banyak hal baru kudapatkan dari isi tweetnya. Baik itu tentang sekolah, persahabatannya dan juga hubungannya dengan laki-laki itu. Sedikit banyak, anak itu mampu membuatku geleng-geleng kepala. Dan, tentu saja ini cukup mengkhawatirkanku.
Oleh karena itu, kusempatkan waktu untuk
menuliskan ini. Karena (mungkin saja) dengan tulisan ini, hatinya sedikit
tergugah untuk lebih berhati-hati di akun sosialnya.
Dik, Kakakmu ini tahu
betul kalau saat ini kamu sedang melalui masa yang paling menyenangkan. Tapi,
perlu kau ketahui dik, Masa yang menyenangkan itu tak perlulah dilalui dengan
yang namanya Pacaran. Meski kita bukanlah berlatarkan keluarga agamis, tapi pacaran bukanlah sebuah hal yang boleh dilakukan. Kamu boleh berteman dengan siapapun. Dengan laki-laki
manapun. Tapi, ingatlah dik. Pacaran itu bukan jalan yang baik untuk dilalui.
Bahkan sama sekali tak ada baiknya. Jikalaupun kamu merasa suka terhadap lawan
jenismu, maka itu sebuah kewajaran. Tapi, jauh lebih baik jika rasa itu
disimpan rapi sendiri. Jika kamu berkata, "aku mencintainya". Maka
sudah bisa kupastikan, bahwa itu bullshit belaka..! Anak diusiamu belum mampu
dan masih belum tahu soal cinta-cintaan. Cinta itu rumit dik. Usiamu belum
mampu menjawab itu semua. Kakakmu inipun masih saja belum mampu mengatakan
cinta pada seseorang. Cinta itu rumit, Dik. Dan Jika kamu betul-betul ingin
tahu apa arti dari Cinta, maka banyak-banyaklah bersujud di hadapan-Nya. Karena
hanya Ia, yang memiliki cinta paling hakiki.
Jika kamu mengatakan bahwa
aku ini kolot, kampungan, dan tidak mengikuti jaman. Itu wajar.
Tapi ijinkan aku bercerita
sedikit padamu, Dik. Aku punya banyak teman. Aku mengenal orang-orang hebat.
Pun, aku banyak mengenal teman diusia sebayamu. Tapi tahukah kamu, mereka semua
itu memilih untuk tidak pacaran.. Mereka memilih untuk berlomba-lomba menjauhi
maksiat itu. Mereka ramai sibuk mendekatkan diri dengan-Nya. Mereka berprestasi
jauh diatasmu. Dan hebatnya mereka sama sekali tidak Berpacaran. Maka ijinkan
aku bertanya, Jaman manakah yang saat ini kamu temui?? Jaman yang kutemui
sekarang di kota, yaaaa seperti yang kuceritakan tadi. Jaman yang mulai
menghindari pacaran dan maksiat.
Aku mungkin bukan kakak
yang baik bagimu. Tapi, ingatlah aku ini masih kakakmu. Masih sebuah keharusan
bagiku untuk meluruskan jalanmu. Masih sebuah kewajiban bagiku melarangmu. Aku
ini hanya ingin melihatmu sukses dan bahagia tanpa melalui jalan yang salah.
Adikku, belum terlambat untuk mengakhiri semuanya. Kamu hanya tinggal berusaha
untuk menjauhinya dan jangan pernah mencoba kembali. Karena
Hidup ini hanya sementara. Yuukk, kita Jadikan surga sebagai Tujuan. Menjadikan diri ini sebagai alasan kedua orang tua memperoleh surga.
Jika kau berkenan, ulangi kembali membaca buku
"Yuuk, Putusin Aja" karya Ustadz Felix Siauw... oia, (pun) jika kamu
berkenan, maka gantilah ava dan header twittermu. Ingat, itu akun sosial.
Kakak-kakak lelakimu (mungkin) saat ini belum menegur. Tapi, cepat atau lambat
pasti kamu akan ditegur oleh Kakak kita. Hehehehe.
- Semoga Allah menghindarkanmu, aku dan
keluarga kita dari sejumlah fitnah dan musibah.. Amin. Allahumma Amin.. -
Salamku,
Kakak yang berusaha menjadi contoh yang baik
bagimu.
terharu baca tulisan ini :') bukti kasih syg saudara yg tanpa batas :')
BalasHapusTerima kasih sudah menyempatkan membaca kaka.. :))
BalasHapus