Apa yang
sebenarnya terjadi padaku ini. Tiba-tiba saja kepalaku pusing. Penglihatanku
memudar. Merdu suara Petra Sihombing tak lagi dapat kucerna dengan baik. Pikiranku melayang ntah kemana. Aku merasakan ragaku melemas.
Kemanakah pikiranku? Ragaku disini namun tidak dengan pikiranku. Berulang kali
aku menggelengkan kepalaku hanya untuk menyadarkan pikiranku untuk kembali
disini. Tak hentinya kucoba memejamkan mataku untuk mengembalikan fokusku.
Tapi, semuanya sia-sia belaka. Kepalaku makin pusing. Aku merasakan dadaku
sedikit sesak. Juga merasakan sedikit susah menghirup udara. Berulang kali
kuhembuskan udara melalui mulutku. Kenapa aku saat ini? Aku tidak pernah
kehilangan fokusku separah ini. Aku tidak pernah mengalami hal seperti ini
sebelumnya. Kucoba menampar-nampar wajahku seraya menyadarkan diriku sendiri
namun tetap saja gagal. Ntah pikiranku berlari kemana,
meninggalkan ragaku disini. Aku disini, sendirian, lose focus.
Jumat, 27 Desember 2013
Rabu, 18 Desember 2013
Anies Baswedan
Akhir-akhir
ini nama Anies Baswedan populer dimana-mana. Terutama dikalangan anak muda
terpelajar. Pak Anies Baswedan memang bukanlah orang baru terkenal. Beliau
adalah pencetus program Indonesia Mengajar yang saat ini program tersebut telah
sukses membuat para muda-mudi berprestasi Indonesia untuk turut andil dalam
memajukan pendidikan di beberapa desa terpencil.
Anies
Baswedan.
Pertama
kali mendengar nama itu pada saat ayah saya sedang menonton sebuah acara TV, 3
tahun yang lalu (Saat itu, saya masih seorang mahasiswa baru). Waktu itu, ayah
sempat memberikan komentar bahwa Pak Anies Baswedan adalah seseorang yang
cerdas. Meski mendengar bahwa Pak Anies Baswedan adalah seorang yang cerdas,
saat itu saya sama sekali belum tertarik untuk mencari tahu tentang beliau.
Beberapa
bulan kemudian, beberapa teman kakak saya bercerita dan sedikit bertukar
pikiran tentang program Indonesia mengajar. Begitu mendengarnya, tentu saja
saya langsung sangat tertarik. Dengan penuh seksama, saya mendengarkan
percakapan mereka. Karena sangat tertarik, malam harinya sayapun segera mencari
tahu tentang program tersebut. Banyak artikel yang berkaitan dengan program
Indonesia Mengajar, dan saya mendapati nama Pak Anies Baswedan sebagai
penggagas program tersebut. Daaaaan, saat itulah saya mulai mengagumi Pak Anies
Baswedan.
Tak
berselang dari hari itu, ntah kebetulan atau bukan. Acara TV Favorit saya, Kick
Andy mendatangkan tamu-tamu dari Indonesia Mengajar. Mereka yang datang adalah
Pengajar Muda Indonesia Mengajar. Mereka adalah muda-mudi Indonesia yang sangat
berprestasi. Saya sempat tidak percaya pada seorang bintang tamu yang juga sebagai Pengajar Muda. Ia rela
meninggalkan pekerjaannya di Singapura hanya untuk kembali ke Indonesia dan
mengabdi sebagai pengajar muda dipelosok Indonesia. Saya sempat tak
habis pikir kepada orang itu. Tapi setelah mendengar alasannya, sayapun
berbalik menjadi sangat bangga kepada orang itu. Sungguh mulia hatinya,
Meninggalkan sejumlah kenyamanan demi membantu memajukan pendidikan Indonesia
dan menjadi seseorang yang bisa memotivasi anak-anak dipedesaan untuk
bersekolah dan bermimpi besar sepertinya. Di acara Kick Andy saat itu, hadir
pula Pak Anies Baswedan. Untuk pertama kalinya saya melihat beliau melalui
acara TV. Dan, makin bertambahlah kekaguman saya kepada beliau setelah
melihatnya berbicara saat menjawab pertanyaan dari Andy F. Noya. Jawaban beliau singkat namun jelas. Satu hal (lagi) yang saya suka dari beliau, yaitu senyum khasnya. Hehehe.
Setelah
acara itu, saya mulai menjadi pengagum beliau dan menjadi seorang pengoleksi
tulisan para Pengajar Muda Indonesia Mengajar. Meski hanya melalui tulisan di
blognya (para pengajar muda), banyak ilmu yang bisa saya dapatkan dari setiap cerita para pengajar
muda Indonesia Mengajar. Setiap selesai membaca tulisan mereka, saya selalu
berniat untuk ikut menjadi pengajar muda. Namun Sayangnya, sampai saat ini saya bukanlah
seseorang yang berprestasi dan belum mampu menjadi inspirasi buat orang lain.
:'(
Tidak
hanya sampai ditahun itu, saat ini Pak Anies Baswedan kembali membuat saya
terkagum-kagum. Sewaktu mendengar beliau mengikuti konvensi partai Demokrat
kemarin, jujur saya sedikit kecewa. Saya takut pak Anies malah ikut-ikutan
ngeparpol dengan segala macam baliho-baliho yang tidak jelas berjejeran
dipinggir jalan. Saya takut pak Anies masuk dalam dunia hitam perpolitikan
Indonesia. Tahukan Politik Indonesia saat ini kotornya minta ampun. Tapi, kekecewaan itu hanya sementara. Setelah melihat video saat
beliau mengikuti konvensi dan membaca tulisan dari Pandji Pragiwaksono tentang
keputusan beliau untuk ikut dalam pertarungan Pilpres 2014 mendatang, saya kembali terpukau. Dengan jargon "AYO TURUN TANGAN..!", Pak Anies
Baswedan mengajak seluruh lapisan masyarakat, entah itu tua ataupun muda untuk
ikut langsung dalam memperbaiki negara ini dan bersama-sama menyelesaikan
masalah yang ada. Bersama-sama melunasi janji republik ini. Rame-rame menjadikan Indonesia lebih baik.
Jujur
saja, sempat terlintas dalam benak saya untuk tidak ikut memilih pada Pilpres
mendatang. Kenapa? Jawabannya, tentulah karena saya takut memilih calon yang
salah. Takut ditanyain di akhirat kenapa pilih calon kek gitu.. hehehehe. Tapi,
setelah mengetahui Pak Anies Baswedan akan ikut bertarung, niat tersebut pun
saya batalkan. Saya ingin membantu beliau, dan mungkin salah satu caranya yaaa
melalui bantuan satu suara saya. Dan khususnya, saya ingin INDONESIA BERUBAH..
Saya ingin negara ini punya presiden yang mau menggerakkan rakyatnya untuk
sama-sama bekerja dan memperbaiki negara ini. Hal itulah yang saya lihat pada pak Anies saat ini dan akan terus berlanjut (Insya ALLAH).
Oia,
saya juga suka dengan jalan yang dipilih pak Anies Baswedan untuk kampanye.
Tidak perlu mahal karena kampanye yang mahal (pasti) akan ditagih dimasa jabatan. Hehehehe
Buat
kamu yang belum mengenal beliau, segeralah gugling. Cari tahu tentang beliau.
Dan, mari Ikut andil dalam programnya.. Sudah saatnya kamu dan kamu (saya juga
tentunya) menjadi pemilih yang cerdas. Jakarta sudah punya Jokowi, Surabaya
sudah punya Tri Rismaharini, Bandung sudah punya Ridwan Kamil, Bantaeng sudah
punya Nurdin Abdullah. Giliran Indonesia yang harus punya Anies Baswedan..!
AYO
TURUN TANGAN.. UNTUK INDONESIA YANG LEBIH BAIK...!Karena INDONESIA ini, INDONESIA KITA SEMUA..!
Selasa, 17 Desember 2013
Rumah
Aku
memasuki tempat itu. Tempat yang memiliki segudang cerita tentang
pertumbuhanku. Tempatku belajar akan arti hidup dan kehidupan. Tempat yang
mengajarkanku makna keluarga. Dan tempat itu adalah rumahku.
Rumah..
3 tahun yang lalu hanya kujadikan sebagai tempat menghabiskan malam minggu.
Tempat favoritku menonton pertandingan sepak bola di malam minggu. Tempat yang
menyediakan sejumlah alat untuk mencuci motor kesayanganku, Barny. Tempat yang
selalu kurindukan disaat jenuhnya tugas sudah meracuniku. Tempat yang membuatku
belajar akan siapa aku sebenarnya.
Rumah..
3 tahun yang lalu masih setia dengan personil lengkapnya. Aku dan keempat
saudaraku, serta kedua orang tuaku. Tempat kami saling bertukar cerita.
Bertukar ide. Bertukar candaan. Bertukar kesedihan. Dan tempat yang mengajarkan
kami akan arti sebuah keluarga dan bagaimana menjaganya.
Rumah..
3 tahun yang lalu dengan personil lengkapnya dihari minggu selalu punya cerita.
Selalu punya “jiwa”. Tempat yang selalu menawarkan kenyamanan untuk hati yang
tengah bermasalah. Tempat yang selalu menyambut dengan sejumlah canda tawa
setiap orang yang datang.
Rumah..
3 tahun yang lalu.. Yaaa.. 3 tahun yang lalu. Masih jelas teringat dalam
ingatanku bagaimana tempat itu masih menjadi tempat ternyaman bagiku. Masih
menjadi tempat paling kurindukan. Tempat yang masih memberikan kebutuhan akan
haus “ketenangan” jiwa.
3
tahun yang lalu.. Saat personilnya masih lengkap dan belum sesibuk sekarang.
Rumah menjadi tempat paling kudambakan. Rumah masih setia menjadi alasan
untukku kabur dari hiruk-pikuk kota Makassar.
3
tahun yang lalu. Yaa.. 3 tahun yang lalu. Dan aku merindukan itu semua.
Rumah
sekarang tak lagi memiliki “jiwa” seperti dulu. Sekarang, Ia pincang tanpa
sejumlah personil tetapnya. Kesibukan personil tetapnya membuat tempat ini
bukan lagi satu tempat yang menyediakan canda tawa dan senyuman. Sekarang, ia
hanya sebatas tempat persinggahan. Bahkan di hari minggupun, tempat ini
tak lagi memiliki “jiwa”nya secara sempurna seperti dulu.
Aaahh,,
sebuah perubahan yang sangat menyayat hati. Mengetahui bahwa kita tidak lagi
bisa berkumpul dan bercanda ria meski itu di hari minggu. Tidak lagi
mampu berkumpul bersama diwaktu bersamaan karena jarak dan kesibukan yang
memisahkan kita.
Minggu, 15 Desember 2013
Ini pesanku untukmu, Adikku..
Seperti biasa saat menemukan sebuah jaringan dan PC atau Laptop aku pasti akan segera membuka Twitter, Facebook, Tumblr atau G+ku. Sebuah keharusan dan bisa dikatakan sebuah kebutuhan buatku untuk mengakses akun sosial tersebut setiap harinya. Apalagi untuk Twitter dan Fb. Harus dibuka setiap saat untuk tidak ketinggalan berita tentang kerjaan dan komunitas sosial yang kuiikuti saat ini. Maklum saja, keadaan dimana kami jarang bertemu membuat media sosial sebagai penghubung utama antar kami untuk berkomunikasi selain melalui telpon dan sms. Hehehe.
Kali ini, aku tidak ingin membahas tentang akun sosialku. Tapi, terlebih kepada akun sosial adikku. Yaa sebagaimana biasanya saat membuka twitter atau Facebook selalu saja kusempatkan untuk men-stalk-ing akun saudara-saudaraku. Kami yang mulai jarang bertemu satu sama lain karena kesibukan, membuatku hanya mampu memantau keadaan Kakak serta adikku dari akun sosialnya. Akun yang berada pada urutan pertama untuk kucari tahu adalah kakak perempuanku Indah Iswary. Karena jarak kami yang sangat jauh saat ini, maka Ia menjadi urutan pertama. Sekedar memantau keadaannya. Dan tak lupa memberitahu Ibu jika menemukan hal-hal aneh terhadapnya (seperti saat Hapenya hilang sesaat).
Akun kedua tentu saja Adikku. Begitu membuka akunnya, aku sedikit terhenyak. Ava serta header twitternya membuatku sedikit terganggu. Avanya berisi foto Ia dan seorang laki-laki yang dari papan nama yang tertempel di Seragamnya Bernama : titik.titik.Nuralam. Dari header serta isi bio twitternya aku bisa memastikan nama panggilan laki-laki sebayanya itu Alam. Dan dari isi bio itupun aku memastikan kalau orang itu (mungkin) pacarnya.
Setelah beberapa kali scroll ke bawah banyak hal baru kudapatkan dari isi tweetnya. Baik itu tentang sekolah, persahabatannya dan juga hubungannya dengan laki-laki itu. Sedikit banyak, anak itu mampu membuatku geleng-geleng kepala. Dan, tentu saja ini cukup mengkhawatirkanku.
Oleh karena itu, kusempatkan waktu untuk
menuliskan ini. Karena (mungkin saja) dengan tulisan ini, hatinya sedikit
tergugah untuk lebih berhati-hati di akun sosialnya.
Dik, Kakakmu ini tahu
betul kalau saat ini kamu sedang melalui masa yang paling menyenangkan. Tapi,
perlu kau ketahui dik, Masa yang menyenangkan itu tak perlulah dilalui dengan
yang namanya Pacaran. Meski kita bukanlah berlatarkan keluarga agamis, tapi pacaran bukanlah sebuah hal yang boleh dilakukan. Kamu boleh berteman dengan siapapun. Dengan laki-laki
manapun. Tapi, ingatlah dik. Pacaran itu bukan jalan yang baik untuk dilalui.
Bahkan sama sekali tak ada baiknya. Jikalaupun kamu merasa suka terhadap lawan
jenismu, maka itu sebuah kewajaran. Tapi, jauh lebih baik jika rasa itu
disimpan rapi sendiri. Jika kamu berkata, "aku mencintainya". Maka
sudah bisa kupastikan, bahwa itu bullshit belaka..! Anak diusiamu belum mampu
dan masih belum tahu soal cinta-cintaan. Cinta itu rumit dik. Usiamu belum
mampu menjawab itu semua. Kakakmu inipun masih saja belum mampu mengatakan
cinta pada seseorang. Cinta itu rumit, Dik. Dan Jika kamu betul-betul ingin
tahu apa arti dari Cinta, maka banyak-banyaklah bersujud di hadapan-Nya. Karena
hanya Ia, yang memiliki cinta paling hakiki.
Jika kamu mengatakan bahwa
aku ini kolot, kampungan, dan tidak mengikuti jaman. Itu wajar.
Tapi ijinkan aku bercerita
sedikit padamu, Dik. Aku punya banyak teman. Aku mengenal orang-orang hebat.
Pun, aku banyak mengenal teman diusia sebayamu. Tapi tahukah kamu, mereka semua
itu memilih untuk tidak pacaran.. Mereka memilih untuk berlomba-lomba menjauhi
maksiat itu. Mereka ramai sibuk mendekatkan diri dengan-Nya. Mereka berprestasi
jauh diatasmu. Dan hebatnya mereka sama sekali tidak Berpacaran. Maka ijinkan
aku bertanya, Jaman manakah yang saat ini kamu temui?? Jaman yang kutemui
sekarang di kota, yaaaa seperti yang kuceritakan tadi. Jaman yang mulai
menghindari pacaran dan maksiat.
Aku mungkin bukan kakak
yang baik bagimu. Tapi, ingatlah aku ini masih kakakmu. Masih sebuah keharusan
bagiku untuk meluruskan jalanmu. Masih sebuah kewajiban bagiku melarangmu. Aku
ini hanya ingin melihatmu sukses dan bahagia tanpa melalui jalan yang salah.
Adikku, belum terlambat untuk mengakhiri semuanya. Kamu hanya tinggal berusaha
untuk menjauhinya dan jangan pernah mencoba kembali. Karena
Hidup ini hanya sementara. Yuukk, kita Jadikan surga sebagai Tujuan. Menjadikan diri ini sebagai alasan kedua orang tua memperoleh surga.
Jika kau berkenan, ulangi kembali membaca buku
"Yuuk, Putusin Aja" karya Ustadz Felix Siauw... oia, (pun) jika kamu
berkenan, maka gantilah ava dan header twittermu. Ingat, itu akun sosial.
Kakak-kakak lelakimu (mungkin) saat ini belum menegur. Tapi, cepat atau lambat
pasti kamu akan ditegur oleh Kakak kita. Hehehehe.
- Semoga Allah menghindarkanmu, aku dan
keluarga kita dari sejumlah fitnah dan musibah.. Amin. Allahumma Amin.. -
Salamku,
Kakak yang berusaha menjadi contoh yang baik
bagimu.
Langganan:
Postingan (Atom)