Rabu, 20 November 2013

-Dilema-

Aku menyapa dunia hari ini. Setelah seharian menyendiri dalam kamar sehari sebelumnya. Senyum perlahan mulai menghampiriku meskipun sakit masih saja berusaha mengajakku untuk nge-date.
Bangun pagi dengan masih saja kedinginan meski matahari sudah meninggi, tak menyurutkanku untuk ke kampus hari ini. Resiko besar tentu berada didepanku. Yah, tidak lain resiko drop karena perubahan cuaca yang sedikit extream dan pola hidupku yang (masih) saja kurang teratur. Hahahha.
Dikampus, tak banyak hal yang kulakukan. Toh kenyataan bahwa aku sudah lulus membuat kampus saat ini hanya sebatas sebagai tempat nongkrong tidak jelas. Hahahaha.
Hembusan semilir angin yang menerpa setiap saat semakin meyakinkanku, bahwa saat ini aku memang sedang tidak baik-baik saja. Baru kali ini aku mengakui bahwa tubuhku berada pada level tidak baik. Sejumlah pemikiran yang kembali muncul tentang banyak hal (mungkin) akan semakin memperburuk kondisiku.
Bodoh memang.. disaat seharusnya pikiran positif dan sejumlah semangat menjalani hari mengisi otak,  diri ini malah memilih untuk memikirkan penyelesaian dari sebuah dilemma yang tidak lain hasilnya adalah kebingungan. Hahahahaha..
Yaah, dilemma memang sedang menghantuiku. Sejumlah kekhawatiran dari orang-orang dekatku membuatku semakin berada pada titik dilemma. Dilemma masa depan pendidikankah? Ya. Salah satunya itu. Tapi, sudah tahukan kalau itu akan terjawab dibulan Januari atau Pebruari mendatang.. :D
Dilemma sesungguhnya terjadi karena sebuah ketakutan pada kebenaran dan rasa bersalah. Hufft.. Rasa bersalah yang tak bertuan semakin memperparah kebingungaku. Ahh, Aku sama sekali tidak akan seperti ini jika saja tidak menyimpan cerita masa lalu. Aku sama sekali tidak akan berada pada titik dilemma jika saja semua hal yang dulu mengisi pemikiranku kini hilang tak tersisa. Hal yang kutakutkan selama ini akhirnya terjadi juga. Berada pada posisi berat. Melupakan untuk selamanya ataukah masih mengharapkannya. Seseorang yang setiap saat selalu (bisa) muncul ke pemikiranku, akankah mampu kuhapus? Sang Penyemangat, actor dalam setiap frame mimpi dan pengisi harapan disetiap lantunan doa, akankah bisa tergantikan?
Ah, sudahlah.. Mungkin sebaiknya diri ini memilih fokus memperbaiki kesehatan lebih dulu. Lalu, selanjutnya memikirkan sebuah jawaban tepat dan akurat untuk permasalahan dilemma diatas.

-Jika saja “Kamu” menemuiku dalam sebuah ketidakfokusan, kumohon maafkanlah. Dilema ini mungkin saja akan terus mengikutiku sampai waktu yang belum ditentukan-
-Jika saja “Kamu” masih setia mengkhawatirkan keadaanku, kumohon tetaplah seperti itu dan percayalah aku akan baik-baik saja meski tidak sepenuhnya baik-
- Dan, Percayalah “Kamu”. Senyum dan tawa masih akan setia menemaniku. Meski itu hanya sebatas perisai-


  *Karena, hanya tertawalah satu-satunya tempat persembunyian paling indah didunia ini.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar