Maukah kau menantiku?
Tentu saja. Jika kau berjanji untuk pulang. Aku akan menanti.
Tentu saja. Jika kau berjanji untuk pulang. Aku akan menanti.
Maukah
kau menungguku?
Tentu
saja. Jika kau berjanji akan datang menemuiku. Pasti aku akan menunggu.
Maukah kau kembali bersamaku?
Tentu saja. Jika kau berjanji akan pulang
dan Dia belum juga datang untuk menepati janjinya menemuiku.
Maukah
kau berjalan bersamaku?
Tentu
saja. Jika kau berjanji akan datang menemuiku dan menjalin ikatan denganku.
Bisakah aku kembali dalam hidupmu?
Ya. Tentu saja. Jika Dia tidak menepati
janjinya, aku pasti akan kembali bersamamu.
Bisakah
aku menggantikannya?
Ya.
Tentu saja. Jika Ia tak kunjung pulang. Apalagi yang harus kuharapkan?
Maukah kau menepati janjimu?
Tentu saja. Jika Dia belum datang, sedang
kau sudah pulang. Maka aku pasti akan menepati janjiku.
Bisa
kau melupakannya?
Bisa.
Asalkan kau datang dan menjanjikan sebuah kepastian.
Hingga detik ini aku tidak tahu pada siapa aku harus
menepati janji. Kau yang berjanji pulangkah? Atau Dia yang juga sedang berusaha
berjanji untuk datang.
Dan pada
akhirnya, ini semua tentang waktu. Kepada siapa hati akan memilih, biarkan
waktu yang akan menjawabnya. Tetaplah memperbaiki diri, dan aku disini juga akan
selalu menyiapkan diriku untuk menjadi sepantasnya untukmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar