Sabtu, 01 Maret 2014

Jebakan Jam


Pagi tadi, saya mengikuti briefing Kelas Inspirasi untuk Kab. Takalar –kampung saya- dan Kab. Gowa yang diadakan di sebuah Aula milik sebuah sekolah dasar (SD). Saya berangkat dari rumah menuju TKP pukul 07.30 WITA, dan tiba dilokasi pada pukul 07.50 WITA. Begitu tiba di TKP, tak seorangpun baik panitia maupun relawan yang tampak. Hanya beberapa orang anak SD dan Guru yang sedang membersihkan halaman aula dan sekitarnya. Tentu saja melihat hal ini, saya merasa aneh. Diundangan yang saya terima melalui email tertulis jelas,  Briefing KI pada hari Sabtu, 1 Maret 2014, pukul 08.00 – 12.00 WITA. Jika benar acaranya pukul 08.00, tentu saja 10 menit sebelum acara, panitia sudah harus berada dilokasi. Tak menunggu lama, Sayapun segera menghubungi seorang teman yang merupakan panitia KI untuk Kab. Gowa. Teman tersebut sedikit kaget ketika saya mengatakan sudah berada di TKP dan tak satupun panitia saya temui. Melalui whats app, Teman saya mengatakan bahwa sebenarnya open registrasi pukul 08.30 WITA. Membaca whats app nya saya tergelitik. Hadduh,, saya kena jebakan. Jebakan memajukan waktu untuk menghindari telatnya sebuah acara. Hahahaha..  

 Alhasil, saya akhirnya menunggu sekitar 10 menit sampai teman saya dan beberapa panitia lainnya muncul. Sambil menata absensi, teman saya menjelaskan untuk Kab. Gowa telah dikonfirmasikan bahwa open registrasi pada pukul 08.30-09.00 WITA dan mengatakan tidak tahu tentang Kab. Takalar apakah dikonfirmasikan ulang atau tidak.  Sayapun menanggapi dengan mengatakan bahwa saya tidak menerima sms konfirmasi perubahan waktu baik itu melalui email ataupun sms, sehingga saya datang sebelum pukul 08.00 WITA untuk menghindari telat–Hahahaha. 

Sambil duduk menunggu relawan lainnya datang, saya tergelitik dengan kejadian yang baru saja saya alami itu. “Jebakan” jam yang sering dilakukan oleh teman-teman komunitas saya untuk menghindari teman-teman untuk telat ternyata menimpa saya yang kebetulan on time. Jebakan jam yang sudah hampir menjadi sebuah hal yang biasa bagi sebagian orang. Memajukan beberapa menit atau bahkan beberapa jam guna meng-on time-kan teman yang hobinya ngaret. Sebuah hal (yang akan menjadi) biasa tapi punya dampak yang sedikit kurang baik bagi orang yang on time. Waktu kita yang sangat berharga harus dikorbankan hanya untuk menunggu.

“Lebih baik menunggu sepuluh tahun daripada harus telat 10 menit” – Prinsip Citizen Jepang.

1 komentar:

  1. ini pasti efek ga saya telpon lagi,jadi agak kacau penglihatanya

    hahahahaha

    BalasHapus