“ikutko seminar PU?” Tanya seorang teman kepadaku.
“Kemarin sudah daftar. Tapi, dilarang sama Pak Kajur
ikut yang mau berangkat ke Singapur. Kan tanggal 27 kuberangkat. Baru Bimtek
tanggal 25-27 Februari.” Jawabku.
Temanku tersebut mengangguk mendengar jawabanku.
“Sayang yah. Padahal ada sertifikatnya” Kata seorang
temanku yang lain.
“Tapi kan dia di Singapur dapatji juga sertifikat
dari Singapore Politeknik. Jauh lebih bagus tawwa” Jawab seorang teman mencoba
membantuku.
Mendengar jawaban tersebut aku hanya tersenyum
sambil menunduk. “Ini bukan soal sertifikat loh frend” Jawabku pelan sekali.
Hatiku tak henti-hentinya mengamini jawabanku tadi. Yah, sekali lagi. Ini bukan
hanya soal sertifikat. Tapi, menurutku lebih kepada pengalaman dan pembelajaran
yang bisa kita dapatkan dari semua itu. Aku sama sekali tidak tertarik dengan
sertifikat yang dijanjikan Singapore Politeknik setelah mengikuti KunIndusnya
atau sertifikat yang dijanjikan Kementrian PU setelah mengikuti BimTeknya. Sama
sekali bukan. Menurutku, sertifikat itu gampang dicari. Tapi, ilmunya yang
susah didapatkan. Pengalaman selama mengikutinya yang susah dicari dimanapun..
Menurutku, jika kita mengikuti sesuatu hanya untuk mendapatkan sertifikat,
sungguh sangat sia-sia waktu dan tenaga yang kita luangkan. Hilang tak berbekas
dikepala. Sungguh sebuah kebodohan. Padahal, inti sebenarnya dari mengikuti
pelatihan, seminar atau bimtek tersebut yaitu bagaimana kita mendapatkan
ilmunya, lalu kemudian mengamalkannya kepada orang lain. Hal itulah yang selalu
kuyakini. Hal yang membuatku selalu dan
senantiasa haus terhadap ilmu dan melupakan segala hal yang berupa pengakuan
diatas kertas. Seperti kata teman sekaligus guruku “Jadilah pengejar Ilmu. Bukan pengejar pengakuan atau nilai” J
#RatihLaenkJohor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar