“Apa yang membuatmu
takut?” batinku.
Saya membaca ulang
sebuah tulisan yang pernah saya buat sesaat setelah berperang dengan waktu
menunggu tanda tangan seorang dosen untuk persetujuan skripsi. Merinding,
itulah kata yang tepat menggambarkannya.
Saya merinding ketika melihat waktu
tulisan tersebut dibuat. Bulan Agustus 2016. Jika ditilik dari sekarang (dengan
kondisi tidak mengganti Judul dan berpindah prodi), maka progress skripsi saya
sudah seharusnya rampung dan siap di ujian Mejakan (Bagian dari ujian skripsi
paling akhir). Tapi, keadaan berbalik tak menentu. Saat ini saya masih stuck di
Bab III, dan keinginan untuk segera penelitian masih sebatas keinginan,
sebab sang dosen masih juga belum setuju dengan Bab I sampai Bab III yang telah
kususun. “Materinya masih kurang”, demikianlah alasannya.
Saat ini saya masih
berusaha mengejar untuk wisuda di bulan April sebab di tahun ini saya berencana
untuk segera mendaftarkan diri sebagai Mahasiswi baru di program pascasarjana
Teknik Sipil. Target yang sudah molor jauh dari rencana akibat dari zona nyaman
telah bekerja. Di tahun 2016, saya merasakan sama sekali tak ada pencapaian
maksimal dari segi pendidikan. Nyambi jadi mahasiswa, bukanlah satu hal yang
mudah. Terlebih, zona nyaman telah bekerja membuat saya mulai melihat beberapa
hal secara berbeda, yang terkadang menurut saya itu bukanlah hal yang tepat.
Perjalanan saya masih
panjang. Masih menakutkan, dan seperti itulah seharusnya.
“Jika mimpimu tak
membuatmu takut, Maka mimpi tersebut belumlah besar”- anonymous.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar