Rabu, 01 Februari 2017

Apa yang membuatmu takut?

“Apa yang membuatmu takut?” batinku.
Saya membaca ulang sebuah tulisan yang pernah saya buat sesaat setelah berperang dengan waktu menunggu tanda tangan seorang dosen untuk persetujuan skripsi. Merinding, itulah kata yang tepat menggambarkannya. 
Saya merinding ketika melihat waktu tulisan tersebut dibuat. Bulan Agustus 2016. Jika ditilik dari sekarang (dengan kondisi tidak mengganti Judul dan berpindah prodi), maka progress skripsi saya sudah seharusnya rampung dan siap di ujian Mejakan (Bagian dari ujian skripsi paling akhir). Tapi, keadaan berbalik tak menentu. Saat ini saya masih stuck di Bab III, dan keinginan untuk segera penelitian masih sebatas keinginan, sebab sang dosen masih juga belum setuju dengan Bab I sampai Bab III yang telah kususun. “Materinya masih kurang”, demikianlah alasannya.
Saat ini saya masih berusaha mengejar untuk wisuda di bulan April sebab di tahun ini saya berencana untuk segera mendaftarkan diri sebagai Mahasiswi baru di program pascasarjana Teknik Sipil. Target yang sudah molor jauh dari rencana akibat dari zona nyaman telah bekerja. Di tahun 2016, saya merasakan sama sekali tak ada pencapaian maksimal dari segi pendidikan. Nyambi jadi mahasiswa, bukanlah satu hal yang mudah. Terlebih, zona nyaman telah bekerja membuat saya mulai melihat beberapa hal secara berbeda, yang terkadang menurut saya itu bukanlah hal yang tepat.
Perjalanan saya masih panjang. Masih menakutkan, dan seperti itulah seharusnya.
“Jika mimpimu tak membuatmu takut, Maka mimpi tersebut belumlah besar”- anonymous. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar