Sehabis Shalat
maghrib kemarin malam, saya tiba-tiba saja tersadar akan “bayaran” ALLAH kepada
saya beberapa waktu yang lalu. Bayaran yang saya maksud disini adalah tidak
lain yaitu rejeki yang diberikan ALLAH kepada saya. Mungkin salah satu dari Anda
bertanya, apa spesialnya? Bukankah setiap hari saya juga menerima rejeki?
Ya. setiap hari
bahkan setiap detik saya menerima rejeki. Tapi, saya ingin menanyakan kembali, pernahkah
Anda mendapatkan rejeki yang Anda inginkan dari sedekah Anda? Mungkin ada yang
menjawab iyya, dan adapula yang menjawab tidak. Dan saya melalui cerita ini
akan sedikit berbagi cerita tentang Rejeki yang saya dapatkan setelah
bersedekah.
Saya ingat betul
Ramadhan tahun lalu. Ramadhan kedua yang paling berkesan selama hidup saya. ramadhan
tahun lalu, saya secara sadar menyedekahkan hampir keseluruhan uang THR yang
saya dapatkan. Jumlahnya tidak banyak. Hanya Rp. 900.000. Waktu itu, saya
menyedekahkannya dalam 2 tahap. Pertama 500ribu dan setelahnya 400ribu. Waktu itu
niat saya sedekah karena saya pengen punya Kamera DSLR canon 50D. Mungkin Anda
lagi-lagi bertanya, kenapa uangnya malah saya sedekahkan? Bukannya ditabung.
Pertanyaan yang
sangat bagus. Haha.. :D
Kenapa saya
sedekahkan? Jawabannya karena saya percaya teori sedekah 1 “bayarannya” 10.
Teori sedekah dalam Q.s. Al- An’am ayat 160 yang pernah diajarkan Ustad Yusuf
Mansyur disalah satu acara tausiyahnya. Waktu itu, ntah dirasuki malaikat apa,
saya menyedekahkan full uang milik saya.
Namun setelah
saya bersedekah, timbul pertanyaan. “Bagaimana ALLAH bakal ngasih saya 9juta
(900ribu dikali 10 kali lipat. Harga Canon 50D skitaran 9 juta)? Saya masih
mahasiswa yang sedikitpun tak punya sumber penghasilan selain dari orang tua.
Masa Cuma doa? Kan teorinya yaitu Usaha, doa, sedekah”. Pertanyaan itu selalu dan
selalu muncul dikepala saya. sebulan setelah puasa, saya mulai sedikit ragu. Tapi,
tak apalah. saya masih saja berdoa dan terus berpikir positif dan membayangkan
siapa tau saja ALLAH titipkan kamera tersebut melalui Ayah saya. Saya bahkan
membayangkan siapa tau saja ada seorang teman Ayah saya yang mau memberikan
sebuah kamera DSLR kepada Ayah saya, lalu kemudian Ayah saya memberikan kamera
tersebut ke saya. begitu sangat rinci
saya membayangkannya. Hahaha :D
2 bulan lewat
dan sedikitpun tak ada tanda-tanda. 3 bulan lewat, dan masih saja tak ada
perubahan. Saya mulai sangat ragu ketika ternyata pengumuman Beasiswa kampus
keluar dan nama saya tak ada. Satu-satunya sumber rejeki yang mungkin bisa
menjadi modal buat beli kamera.
Akhirnya,
dibulan desember saya mulai melupakan persoalan tersebut. Saat itu, Saya fokus
berdoa agar ada rejeki buat beli tiket untuk ke Singapura. Dan Alhamdulillah, rejeki saya waktu
itu lumayan baik. Persoalan pembayaran tiket selesai. Tapi, masalah lain
muncul, yaitu uang buat jajan selama disana. Akhirnya, saya terus-terusan
berdoa untuk diberikan uang 2,5 juta buat jajan disingapura. Dan, ini ALHAMDULILLAH
banget, sekitar sebulan saya berdoa, Ayah saya menjanjikan saya uang buat jajan
10 juta. Angka yang super fantastis. Berulang kali beliau memastikan angka
tersebut, dan berulang kali pula saya menolak. Kenapa? Tentu saja jawabannya,
Angka tersebut terlalu besar untuk seorang anak seusia saya. “toh, saya kesana
juga bukan buat belanja” ujarku setiap kali ditanya kenapa tidak mau. Akhirnya
setelah beberapa kali nego, Ayah saya memberikan uang 5 juta buat jajan disana.
Angkanya masih saja besar buatku. Tapi, apa boleh buat kali ini Ayah saya
sangat memaksa. Tapi, tunggu dulu, bukan hanya 5 juta, nenek saya dengan baik
hatinya mau memberikan uang 1 juta untuk jajan disana. Maka jadilah, saya punya
6 juta lebih (plus uang tabungan saya) buat jajan di Singapura.
Februari 2013, 2
minggu sebelum keberangkatan saya ke Singapur, Ayah mendapatkan hadiah sebuah
kamera Nikon D90 dari seorang rekannya. Dengan penuh harap, saya bermaksud
ingin meminjam kamera tersebut untuk ke Singapur. Namun, setelah 3 hari
berpikir resiko dan tanggung jawab akhirnya saya mengurungkan niat tersebut,
dan lebih memilih meminjam kamera 1100D milik kakak tertua saya. Pulang dari
Singapur, saya masih saja menjadi manusia bodoh yang tidak sadar akan semua
kejadian diatas. Sampai akhirnya kemarin malam, barulah saya tersadar setelah
membuka catatan kecil sebelum saya ke Singapura. Apa yang saya sadari? Tentu
jawabannya Tidak lain yaitu “bayaran” ALLAH terhadap sedekah saya. Tahukah Anda
berapa jumlah “bayaran” ALLAH kepada saya? “Bayaran” ALLAH begitu fantastis.
Bukan 9juta seperti yang saya pikirkan waktu itu. Tapi, 12 juta + 1 kamera
Nikon D90, Yang Jika ditotalkan hampir 18 Juta. 20 kali lipat dari sedekah awal
saya. Tapi,,, Mungkin Anda akan berkata,
“Kamera itukan bukan punya saya”. Ya.
memang benar. Kamera itu Bukan punya saya. Tapi, setidaknya itu milik ayah
saya, yang bisa saya pinjam sewaktu-waktu. Saya sudah sangat senang karena apa
yang saya bayangkan dulu tentang kamera dan Ayah saya menjadi kenyataan. Hampir
sama. Bahkan mungkin sama. Luar biasa. 20 kali lipat bayaran Tunai plus
bayaran-bayaran lainnya dari ALLAH yang tak akan mungkin bisa saya ataupun Anda
kalkulasi secara rinci. Bayaran lainnya apa? Bayaran lainnya yaitu mimpi-mimpi
saya, serta doa-doa saya, yang dengan baiknya ALLAH mau ijabah dengan segera.
Bayaran yang bahkan nilainya lebih 100 kali lipat dari nilai sedekah saya.
Sekarang, saya
menjadi sangat-sangat malu kepada ALLAH. Malu karena saya sempat ragu
terhadapNya. Malu karena sangat lamban menyadari akan “bayaran”Nya. Malu karena
“bayaran”Nya sangat besar dibanding sedekah saya. dan Malu karena masih saja
sering tidak menjalankan perintahNya.
Buat Anda, yang
membaca tulisan ini. Saya Cuma berpesan :
1.
JANGAN SEPERTI SAYA. Telat menyadari "bayaran"Nya dan Ragu terhadap janjiNya.
Karena janji ALLAH itu pasti benar adanya. Dan percayalah pada setiap teori
yang ada pada AL-Qur’an.
2.
Jika Anda menginginkan sesuatu. Sedekahlah.
Pancing keinginan Anda dengan sedekah. Jika tak terjawab di dunia, bersabarlah.
Mungkin saja akan terjawab di Akhirat.
3.
Bayangkan yang baik-baik. Kalau perlu bayangkan
secara rinci. Karena kejadian di dunia ini terjadi 2 kali. :D
Terakhir,
ANDA yang sedang membaca tulisan ini. “SAYA MENANTANG ANDA, UNTUK MEMBUKTIKAN
TEORI 10 KALI LIPAT ITU. Berani??”
Subhanallah... :D
BalasHapus