Jumat, 27 Maret 2015

Move On

Aku pernah iri melihat seorang teman terbaikku dapat menunggu orang yang pernah bersamanya dengan begitu sabar. Ia menunggu dengan sejumlah kerinduan yang terlalu banyak tak tersampaikan. Ketika kudengar secara langsung dan menyeluruh tentang seseorang yang Ia tunggu, aku kembali iri padanya. Lelaki yang memang sangat pantas untuk ditunggu ntah untuk empat atau bahkan sepuluh tahun. Tapi, tentu saja dengan catatan bahwa seseorang itu bakalan datang kembali.

Sekarang, cerita berbalik.

Teman terbaikku itu tengah mencemburuiku yang dapat dengan mudahnya melupakan seseorang yang baru saja bersamaku. Bukan hal mudah berdiri di tempatku sekarang. Konsisten untuk move on itu jauh lebih sulit dibanding ujian Perencanaan Pondasi yang pernah kuikuti. Keinginan untuk benar-benar melupakan dan mengikhlaskan seseorang yang tidak lagi ingin bersama itu memang sulit. Apalagi ketika rasa kangen menegur. Ah.... itu sulitnya luar biasa.
Tapi, sekarang saya sudah berdiri disini. Ditempat saya, dimana hati saya telah berdamai dan telah menerima kenyataan kalau saya memang ditakdirkan tidak dalam suatu hubungan khusus dengannya. Namun, berusaha untuk tetap menjadi teman akrab dengannya itu juga jauh lebih sulit. Berusaha keep on contact. Apalagi kalau doi masih sering ngasih perhatian yang bisa dibilang ga pantes lagi. Tapi, karena niat saya bener-bener mau ngikhlasin seseorang yang menurut Allah ga baik buat saya, jadi deh saya sekarang. Saya dan dia tetap berteman baik. Tetap perhatian satu sama lain dalam konteks yang berbeda dan tentu saja ada batasnya. Intinya sih kita berdua sepakat untuk jaga silaturrahmi. Karena pertemanan itu mahal.

So, keep on your shoes my friend. Konsisten move on pasti bisa dijalani.


Toh, JODOH PASTI BERTEMU jika ALLAH sudah putuskan waktu baiknya. Ga ada yang terlalu cepat dan ga ada yang terlambat. Semuanya sudah disiapkan oleh ALLAH sesuai dengan waktunya masing-masing. Hehehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar