Aku pernah iri
melihat seorang teman terbaikku dapat menunggu orang yang pernah bersamanya
dengan begitu sabar. Ia menunggu dengan sejumlah kerinduan yang terlalu banyak
tak tersampaikan. Ketika kudengar secara langsung dan menyeluruh tentang
seseorang yang Ia tunggu, aku kembali iri padanya. Lelaki yang memang sangat
pantas untuk ditunggu ntah untuk empat atau bahkan sepuluh tahun. Tapi, tentu
saja dengan catatan bahwa seseorang itu bakalan datang kembali.
Sekarang,
cerita berbalik.
Teman terbaikku
itu tengah mencemburuiku yang dapat dengan mudahnya melupakan seseorang yang
baru saja bersamaku. Bukan hal mudah berdiri di tempatku sekarang. Konsisten untuk
move on itu jauh lebih sulit dibanding ujian Perencanaan Pondasi yang pernah
kuikuti. Keinginan untuk benar-benar melupakan dan mengikhlaskan seseorang yang
tidak lagi ingin bersama itu memang sulit. Apalagi ketika rasa kangen menegur. Ah....
itu sulitnya luar biasa.
Tapi, sekarang
saya sudah berdiri disini. Ditempat saya, dimana hati saya telah berdamai dan
telah menerima kenyataan kalau saya memang ditakdirkan tidak dalam suatu
hubungan khusus dengannya. Namun, berusaha untuk tetap menjadi teman akrab
dengannya itu juga jauh lebih sulit. Berusaha keep on contact. Apalagi kalau
doi masih sering ngasih perhatian yang bisa dibilang ga pantes lagi. Tapi,
karena niat saya bener-bener mau ngikhlasin seseorang yang menurut Allah ga
baik buat saya, jadi deh saya sekarang. Saya dan dia tetap berteman baik. Tetap
perhatian satu sama lain dalam konteks yang berbeda dan tentu saja ada
batasnya. Intinya sih kita berdua sepakat untuk jaga silaturrahmi. Karena pertemanan
itu mahal.
So, keep on
your shoes my friend. Konsisten move on pasti bisa dijalani.
Toh, JODOH
PASTI BERTEMU jika ALLAH sudah putuskan waktu baiknya. Ga ada yang terlalu
cepat dan ga ada yang terlambat. Semuanya sudah disiapkan oleh ALLAH sesuai
dengan waktunya masing-masing. Hehehehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar