Minggu, 01 Desember 2019, saat sunyi perlahan tertelan
bising kendaraan, kumulai membaca sebuah Novel karya Adhitya Mulya. Novel lama
namun baru bagiku.
Sabtu Bersama Bapak
Cerita dimulai dengan kehidupan
Satya dan Cakra Garnida yang harus kehilangan Bapaknya, Gunawan Garnida diusia
mereka yang masih sangat muda. Gunawan Garnida mengidap penyakit kanker dan
divonis hanya berumur satu tahun sejak hasil diagnosa kankernya keluar. Dalam
masanya menunggu sang ajal, Gunawan Garnida telah menyiapkan seluruh kebutuhan
keluarganya sehingga keluarganya tidak susah dan kekurangan sepeninggalnya. Tak
terkecuali dengan menyiapkan beberapa rekam video “cerita kehidupan” untuk
menemani kedua anaknya tumbuh hingga dewasa.
Video-video cerita kehidupan yang
disiapkan Gunawan Garnida ternyata mampu menjadi lilin penerang bagi kedua
anaknya. Satya Garnida, seorang suami juga ayah dari tiga orang putra sangat
terbantu dengan rekaman video Bapaknya. Di saat keharmonisan keluarganya mulai
dihantui beberapa masalah, Satya Garnida mendapatkan jalan pulangnya setelah
menonton kembali video Bapaknya. Dalam pesan-pesan yang disampaikan Bapaknya,
Satya Garnida pun bertekad memperbaiki hubungannya dengan anak dan istrinya.
Satya sadar bahwa kehadirannya sebagai suami yang penyayang dan Bapak yang
dekat dengan anaknya sangatlah penting, sehingga Ia berusaha keras untuk
memperbaiki semuanya.
Berbeda nasib dengan Satya
Garnida, Cakra Garnida diceritakan sebagai pria yang kurang laku. Meskipun sudah
menjabat sebagai Deputy Director Cakra Garnida tetap low profile. Dalam
usahanya mencari pasangan hidup, Cakra Garnida bertemu dengan seorang pegawai
baru di kantornya yang bernama Ayu. Namun kesan buruk yang ditinggalkannya
membuat Ayu menjaga jarak dengan Cakra. Dalam keputusasaannya, Cakra Garnida
pun akhirnya memilih mengikuti saran Ibunya untuk melakukan kencan buta bersama
seorang perempuan anak dari teman Ibunya. Tak disangka bahwa perempuan tersebut
adalah Ayu, anak baru yang sudah menolaknya secara halus. Perkenalan yang
dilakukan Cakra dan Ayu hanya berjalan sehari namun Cakra mampu membuat Ayu
terkesima dengan pemikiran-pemikirannya yang berbeda. Pemikiran yang didasari
dari ajaran-ajaran Bapaknya melalui video yang Cakra tonton setiap Sabtu. Hal itulah
yang membuat Ayu jatuh hati dan memilih Cakra sebagai calon suaminya.
Novel dengan tema berat (menurut saya) ini mampu dikemas Adhitya Mulya dengan renyah. Tidak selalu serius, bumbu-bumbu
cerita lucu pun turut diberikan Adhitya Mulya. Saya tidak menyangka dapat
menghabiskan novel ini dalam waktu kurang dari lima jam. Ceritanya sangat
menarik sehingga membuat saya selalu penasaran pada kejutan lembar berikutnya.
Kelak nanti semoga saya pun dapat bertemu dengan sosok Suami dan Ayah anak saya yang akan senantiasa berpikiran seperti Gunawan Garnida, Cakra Garnida dan Satya Garnida.
Kelak nanti semoga saya pun dapat bertemu dengan sosok Suami dan Ayah anak saya yang akan senantiasa berpikiran seperti Gunawan Garnida, Cakra Garnida dan Satya Garnida.
Selamat membaca!!!!