Jam di pergelangan
tangan kiri saya sudah menunjukkan pukul 16.17 WITA. Sudah lewat 17 menit dari
waktu jam kerja normal. Saya bergegas mematikan komputer dan segera menuju ke
toilet untuk berganti pakaian olahraga. Target untuk bisa ikut marathon 5K
masih jelas tertulis di kepalaku. Hanya saja untuk hari ini, saya tidak terlalu
memasang target terlalu tinggi. Hanya berharap latihan kali ini saya sudah
mampu mengatur ritme nafas dan bisa bertahan minimal 1,5K berlari tanpa henti.
Mengingat latihan terakhir saya hanya mampu bertahan 0,9K berlari dan 1,1K
berjalan dengan kondisi yang sudah kehabisan nafas (atau ngos-ngosan).
Pukul 16.30 WITA, saya
memulai berlari di atas treadmill. Memulai kecepatan dengan 3km/jam. Berjalan
sebentar, saya kemudian menaikkan kecepatan ke angka 6. Nafas dan kaki saya
mulai menemukan ritmenya. Alhasil, menaikkan kecepatan ke angka 6,5 mampu saya
pertahankan. Awalnya saya berpikir hanya mampu bertahan sejauh 1K. Sayangnya,
dugaan saya keliru. Di luar ekspektasi, tubuh saya berhasil bertahan di kecepatan 6,5
sejauh 1,8K. Tidak berhenti sampai disitu sungguh di luar dugaan, saya masih
mampu bertahan di kecepatan 5,5 sejauh 0,7K. Sehingga total saya mampu berlari
sejauh 2,5K. Target yang bahkan saya sendiripun tidak percaya. Sungguh di luar
dugaan, saya sudah mampu bertahan berlari tanpa terengah-engah karena kehabisan
nafas.
Terhenti di 2,53K. (Senin, 26 Sept 2016) |
Melihat hasil hari ini,
tingkat percaya diri saya untuk mencapai 2,5K selama sebulan meningkat. Semoga
saja tingkat ketahanan fisik saya bisa terjaga seperti hari ini sehingga bisa
mengikuti event marathon 5K di akhir bulan Desember.
#freerunner #roadto5K #marathon5K