Ini tulisan pertama dan mungkin jadi tulisan yang terakhirku buatmu.
***
Aku mengenalmu setahun yang lalu. Berawal dari perkenalan dunia maya dan berlanjut ke dunia nyata. Pertemuan awal kita terbilang sederhana namun membekas dalam bagiku. Pertemuan-pertemuan selanjutnya perlahan penuh cerita. Kau dengan setumpuk ceritamu yang tak pernah kusangka membuatku selalu saja tertarik untuk mendengarnya.
Akupun mulai menaruh rasa padamu. Sosokmu yang memang sejak awal telah menarik perhatianku dan sejumlah ceritamu yang sangat menginspirasiku membuatku semakin mengagumimu. Sampai pada suatu hari, ceritamu memintaku untuk mundur. Bukan karena aku tidak lagi jatuh cinta padamu. Sama sekali bukan. Hanya saja, nama yang kau sebutkan sewaktu bercerita hari itu membuatku untuk memilih mundur. Tampak jelas harapan untuk bersama terukir di wajahmu ketika menceritakan sosok perempuan itu. Sosok perempuan yang juga kukenal baik. Perempuan yang tak akan pernah mampu aku bersaing dengannya.
Kini, sudah setahun aku menyimpan rapi rasaku dan sudah kuputuskan untuk tidak lagi melanjutkan memperjuangkan rasaku kepadamu. Sekali lagi kutegaskan, bukan karena aku tidak lagi menyukaimu. Sama sekali bukan. Sakitku, semoga saja dapat segera menemui obatnya. Tak usah kau pedulikan. Bukankah Urusan perasaan tidak boleh dipaksakan? Biarkan saja aku begini. Aku akan bahagia cukup dengan mendengar cerita dan tawamu.
Terima kasih untuk semua hal yang pernah kita jalani bersama. Terima kasih untuk kesediaanmu memenuhi undangan ketemuan kita beberapa hari yang lalu. Maaf yaa aku lupa pamit langsung padamu hari itu. Tetaplah sehat. Tetaplah bahagia. Tetaplah menelponku untuk bercerita. Tetaplah menjadi sosok yang kukagumi dan yang akan selalu kurindukan. Mimpimu untuk ke Jepang menuntut ilmu semoga sesegera mungkin bisa diIjabah Allah. Doaku selalu mengiringi langkahmu.
Aku,,,,
Aku,,,,
Secret admirermu. :-*
P.s. Kalau kau bertanya kapan aku memutuskan untuk sepenuhnya mundur? Jawabannya Sabtu kemarin, saat aku teramat bahagia mendengar tawa renyahmu dari seberang melalui telpon. Setahun sudah cukupkan? Hehehe
P.s. Kalau kau bertanya kapan aku memutuskan untuk sepenuhnya mundur? Jawabannya Sabtu kemarin, saat aku teramat bahagia mendengar tawa renyahmu dari seberang melalui telpon. Setahun sudah cukupkan? Hehehe